
Surabaya (Trigger.id) – Minuman energi saat ini sangat populer di kalangan masyarakat, terutama karena klaimnya yang dapat meningkatkan stamina dan fokus. Namun, baru-baru ini muncul sejumlah judul berita yang mengejutkan tentang potensi bahaya dari minuman tersebut. Beberapa berita menyebutkan adanya “bahan dalam minuman energi yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker,” bahkan sampai muncul peringatan bahwa “minuman energi bisa menyebabkan kanker.”
Semua pemberitaan ini bermula dari sebuah studi yang diterbitkan di jurnal ilmiah Nature, yang meneliti hubungan antara leukemia—sejenis kanker darah—dan taurina, yaitu asam amino alami yang sering ditambahkan ke dalam minuman energi seperti Red Bull dan Monster Energy. Namun, menurut penulis studi, Dr. Jeevisha Bajaj dari University of Rochester Medical Center, banyak pemberitaan yang justru menyimpang dari kesimpulan sebenarnya.
Apa Temuan Sebenarnya dari Studi Ini?
Studi tersebut sebenarnya tidak meneliti manusia sama sekali. Sebaliknya, penelitian dilakukan pada tikus laboratorium. Dalam model tikus tersebut, ditemukan bahwa sel kanker leukemia dapat memanfaatkan taurina untuk berkembang lebih agresif. Namun penting dicatat, tidak ada bukti dalam studi ini bahwa taurina menyebabkan kanker. “Kami sama sekali tidak menemukan bahwa taurina menyebabkan leukemia,” jelas Dr. Bajaj. Studi ini tidak memberikan taurina pada tikus sehat maupun manusia untuk melihat apakah kanker berkembang.
Sebaliknya, temuan ini justru membuka peluang terapi baru. Studi ini menyarankan bahwa mungkin ada potensi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dengan memblokir penggunaan taurina oleh sel kanker—meskipun ini masih butuh penelitian lanjutan.
Apakah Konsumsi Taurina Harus Dihindari?
Menurut Dr. Thomas George, seorang onkolog dari University of Florida yang tidak terlibat dalam studi ini, penelitian ini sangat baik secara ilmiah dan memberikan wawasan tentang biologi leukemia. Namun, untuk masyarakat umum, tidak ada alasan untuk panik atau mengubah pola makan karena hasil studi ini.
Taurina sendiri tidak hanya terdapat dalam minuman energi. Tubuh manusia sebenarnya dapat memproduksi taurina secara alami. Zat ini juga ditemukan dalam makanan seperti daging, makanan laut, dan produk susu. Taurina berperan dalam berbagai fungsi tubuh, seperti mendukung sistem saraf dan imun, serta mengatur fungsi sel.
Meski begitu, kadar taurina dalam minuman energi memang jauh lebih tinggi—hingga 100 hingga 1.000 kali lipat—dibandingkan dengan makanan alami, menurut Dr. George. Namun, tidak ada bukti bahwa kadar tinggi ini secara langsung menyebabkan kanker.
Dr. Vijay Yadav dari Rutgers University, yang juga pernah meneliti taurina, menambahkan bahwa hasil dari studi pada tikus belum bisa dijadikan dasar kesimpulan bagi manusia. Dibutuhkan studi lebih lanjut pada manusia untuk mengetahui dampak pastinya.
Satu-satunya kelompok yang mungkin disarankan untuk berhati-hati adalah mereka yang sedang mengidap leukemia atau dalam masa remisi. Bukan karena terbukti berbahaya, tetapi lebih kepada tindakan pencegahan yang bijak, menurut Dr. George.
Apa Risiko Lain dari Taurina atau Minuman Energi?
Penelitian tentang taurina memang rumit dan terkadang hasilnya berbeda tergantung pada konteks. Beberapa studi menunjukkan bahwa taurina dapat memberikan manfaat kesehatan, seperti memperbaiki fungsi jantung. Penelitian lain bahkan menyebutkan bahwa suplementasi taurina dapat memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup pada hewan percobaan.
Namun, sisi lain dari penelitian juga menunjukkan bahwa ada kemungkinan hubungan antara taurina dan risiko kanker usus besar, meskipun studi ini masih berlangsung dan belum selesai.
Yang jelas, risiko kesehatan dari minuman energi tidak hanya terletak pada taurina. Kandungan gula dan kafein yang tinggi dalam minuman ini juga berisiko. Konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung, sementara kafein yang berlebihan bisa menyebabkan insomnia, kecemasan, bahkan gangguan jantung serius.
Kesimpulan
Meskipun muncul kekhawatiran tentang kandungan taurina dalam minuman energi, penelitian terbaru belum menunjukkan bahwa zat ini menyebabkan kanker darah pada manusia. Penelitian yang ada dilakukan pada tikus, dan bahkan dalam konteks itu pun, taurina hanya mempercepat perkembangan kanker yang sudah ada—bukan menyebabkannya dari awal.
Untuk saat ini, tidak ada alasan bagi masyarakat umum untuk menghindari konsumsi taurina. Namun, sebagaimana disampaikan para ahli, mengonsumsi minuman energi secara berlebihan tetap berisiko karena kandungan gula dan kafein yang tinggi. Prinsip “semua yang berlebihan itu tidak baik” tetap menjadi panduan terbaik dalam menjaga kesehatan. (bin)
Sumber: Health
Tinggalkan Balasan