
Surabaya (Trigger.id) – Sebuah startup teknologi mengungkapkan, bahwa ChatGPT dapat ditipu untuk memberikan saran terperinci tentang cara melakukan kejahatan mulai dari pencucian uang hingga ekspor senjata ke negara-negara yang terkena sanksi. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai perlindungan chatbot terhadap penggunaannya untuk membantu aktivitas ilegal.
Perusahaan Norwegia, Strise, menjalankan eksperimen yang meminta Tips dari ChatGPT untuk melakukan kejahatan tertentu. menurut Strise, dalam satu percobaan yang dilakukan bulan lalu, chatbot memberikan saran tentang cara mencuci uang lintas batas. Dan dalam eksperimen lainnya, yang dijalankan awal bulan ini, ChatGPT menghasilkan daftar metode untuk membantu dunia usaha menghindari sanksi, seperti sanksi terhadap Rusia, termasuk larangan pembayaran lintas batas tertentu dan penjualan senjata.
Strise adalah perusahaan yang menjual perangkat lunak yang membantu bank dan perusahaan lain memerangi pencucian uang, mengidentifikasi individu yang terkena sanksi, dan mengatasi risiko lainnya. Kliennya antara lain Nordea, bank terkemuka di kawasan Nordik, PwC Norwegia, dan Handelsbanken.
Marit Rødevand, salah satu pendiri dan kepala eksekutif Strise, mengatakan calon pelanggar hukum kini dapat menggunakan chatbot kecerdasan buatan generatif seperti ChatGPT untuk merencanakan aktivitas mereka dengan lebih cepat dan mudah dibandingkan sebelumnya.
“Ini sangat mudah. Itu hanya sebuah aplikasi di ponsel saya,” katanya kepada CNN.
Strise menemukan bahwa ada kemungkinan untuk menghindari pemblokiran yang dilakukan oleh OpenAI, perusahaan di belakang ChatGPT, yang bertujuan untuk mencegah chatbot merespons pertanyaan tertentu dengan mengajukan pertanyaan secara tidak langsung, atau dengan menggunakan persona. (bin)
Tinggalkan Balasan