
Washington DC (Trigger.id) – Pernyataan Gedung Putih yang mengklaim bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump telah menghentikan penggunaan dana $50 juta untuk pembelian kondom di Gaza menuai skeptisisme. Sejumlah bukti dan pernyataan dari berbagai pihak menunjukkan bahwa klaim tersebut tidak berdasar.
Dalam konferensi pers pertamanya sebagai Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt menyatakan bahwa tim Trump berhasil mencegah “pemborosan pajak yang keterlaluan,” dengan menghentikan rencana pengeluaran $50 juta untuk membeli kondom di Gaza. Klaim ini kemudian diperkuat oleh Trump sendiri dalam pidatonya pada hari Rabu, di mana ia mengklaim bahwa “kami menemukan dan menghentikan dana $50 juta yang akan dikirim ke Gaza untuk membeli kondom bagi Hamas.”
Namun, terdapat lima alasan utama yang membuat klaim ini diragukan kebenarannya:
- Gedung Putih Tidak Memberikan Bukti
Leavitt tidak menyertakan bukti konkret yang mendukung klaimnya. Saat CNN meminta klarifikasi, seorang pejabat Gedung Putih hanya merujuk pada pernyataan Departemen Luar Negeri AS—yang ternyata tidak mengulang atau membuktikan klaim tersebut. - USAID Tidak Menganggarkan Dana untuk Kondom di Timur Tengah
Laporan resmi pemerintah AS yang diterbitkan tahun lalu menunjukkan bahwa pada 2021, 2022, dan 2023, USAID tidak mengalokasikan dana untuk penyediaan kondom di Timur Tengah. Satu-satunya kontrasepsi yang didanai USAID di kawasan itu adalah pesanan kecil pil kontrasepsi dan suntikan di Yordania senilai sekitar $46.000 pada tahun fiskal 2023. - Total Pengeluaran USAID untuk Kondom Jauh Lebih Kecil dari Klaim Trump
Dalam laporan tahun fiskal 2023, USAID hanya menghabiskan sekitar $7,1 juta untuk kondom pria dan $1,1 juta untuk kondom wanita di seluruh dunia, mayoritas dialokasikan untuk negara-negara di Afrika. Klaim bahwa pemerintahan Biden berencana mengirim lebih dari enam kali lipat jumlah tersebut hanya ke Gaza—wilayah dengan populasi 2,1 juta jiwa—sangat tidak masuk akal. - Departemen Luar Negeri Tidak Mengonfirmasi Klaim Gedung Putih
Juru bicara Departemen Luar Negeri, Tammy Bruce, dalam unggahan di media sosial, memang menyebut bahwa penghentian bantuan oleh Trump mencegah “pendanaan yang tidak perlu sebesar $102 juta untuk kontraktor di Gaza, termasuk dana untuk kontrasepsi.” Namun, ia tidak menyebutkan angka spesifik untuk pembelian kondom.
Selain itu, International Medical Corps—organisasi yang disebut-sebut akan menerima dana tersebut—menegaskan bahwa “tidak ada dana dari pemerintah AS yang digunakan untuk membeli atau mendistribusikan kondom.” Dana yang dihentikan oleh Trump sebenarnya ditujukan untuk layanan kesehatan penting, termasuk operasi penyelamatan nyawa, perawatan bayi baru lahir, dan layanan bagi anak-anak yang kekurangan gizi di Gaza.
- Pakar Meragukan Validitas Klaim Leavitt
Sejumlah ahli kebijakan kesehatan global menyatakan bahwa klaim tersebut tampaknya tidak memiliki dasar fakta. Steve Fake dari organisasi bantuan Anera mengatakan, “Kami sudah mencari tahu, dan tidak ada yang tahu klaim ini merujuk pada apa.” Matthew Kavanagh dari Universitas Georgetown juga menambahkan, “Setelah melakukan penyelidikan, jelas tidak ada dana $50 juta untuk kondom di Gaza.”
Jeremy Konyndyk, mantan pejabat USAID, bahkan menyebut klaim ini sebagai “sampah total,” dengan menyatakan bahwa klaim tersebut “sepenuhnya dibuat-buat atau berasal dari seseorang yang tidak tahu cara membaca laporan keuangan.”
Dengan banyaknya bukti yang meragukan klaim tersebut, semakin jelas bahwa pernyataan Gedung Putih tentang dana $50 juta untuk kondom di Gaza kemungkinan besar tidak berdasar. (bin)
Tinggalkan Balasan