“Dalam buku Indisch leven in Nederland karya J. M. Meulenhoff, membuktikan bahwa jajanan klepon sudah ada sejak tahun 1950-an.”
Oleh: Hafidz Bintang Alfarisi (Kreator Konten Trigger.id)
Warnanya hijau pandan, terbuat dari tepung ketan, di dalamnya diisi dengan gula merah lalu sebelum disajkan ditaburi parutan kelapa, itulah jajanan khas nusantara yang lazim disebut klepon.
Bentuknya unik, ditata dan disajikan hangat-hangat, menambah nikmat para penggemar klepon yang melegenda di sebagian wilayah nusantara terutama di Pulau jawa. Bahkan di beberapa tempat tertentu, ada sekelompok masyarakat yang khusus membuat dan memperdagangkan klepon, sehingga daerah tersebut biasa disebut sentra klepon.
Jika Anda ke Malang, cobalah mampir sejenak ke Gempol. Sepanjang jalan dari Pasuruan menuju Gempol ke arah Malang, Anda akan menemukan deretan lapak-lapak penjual klepon dengan berbagai merek. Sentra Klepon Gempol Pasuruan kabarnya sudah ada sejak tahun 1997. ‘Wahyu klepon’ milik H. Sukron, konon disebut sebagai pelopornya.
Tak hanya klepon dengan isian gula merah atau taburan kelapa, sekarang lebih bervariasi lagi misal, klepon dengan taburan keju. Kelebihannya lebih awet karena tidak mudah basi. Kemasannya praktis, jadi bisa dibawa kemana-mana untuk oleh-oleh.
Biasanya, klepon disajikan dalam wadah daun pisang. Rasanya tak hanya enak, klepon juga memiliki manfaat lain sebagai sumber energi dan mineral. Ini karena kandungan karbohidrat yang ada di tepung beras ketan dan gula merah.
Sejarah Klepon
Jajanan yang sering kita jumpai di pasar tradisional ini, ternyata sudah lama ada di restoran-restoran Belanda dan China, sejak tahun 1950-an. Imigran-imgran asal Indonesialah yang memperkenalkannya. Dalam buku Indisch leven in Nederland karya J. M. Meulenhoff, membuktikan bahwa jajanan klepon sudah ada sejak tahun 1950-an.
Di Indonesia sendiri kue klepon sangatlah terkenal biasanya disandingkan dengan kue cenil, gempo, lupis, klanting dan sebagainya. Namun tetaplah klepon yang paling juaranya.
Konon kue ini diperkenalkan pertama kali di Negeri Kincir Angin oleh seorang imigran Indonesia yang berasal Pasuruan, Jawa Timur. Saat itu, klepon tersedia di toko dan restoran Indonesia-Belanda dan etnis Tionghoa. Sementara di beberapa provinsi di Indonesia, seperti Sulawesi dan Kalimantan, klepon dikenal dengan sebutan onde-onde.
Namun penyebutan onde-onde sering membuat bingung, karena oleh orang Jawa sendiri onde-onde mengacu pada kue tradisional yang dibuat dari tepung ketam dan berisi adonan kacang hijau.
Filosofi Klepon
Selain menggugah selera, klepon mengandung nilai-nilai kebaikan yang dapat dipelajari oleh semua orang. Mengutip buku Belajar dari Makanan Tradisional Jawa, klepon merupakan lambang kesederhanaan.
Ini dapat dilihat dari bahan-bahannya yang simpel dan mudah didapatkan, yaitu tepung ketan, garam, pandan, gula merah, air, air kapur, dan kelapa. Kesederhanaan kue tradisional ini juga tampak dari cara membuatnya yang sangat mudah dan bisa dilakukan siapa saja. Sifat sederhana, bersahaja atau tidak berlebihan merupakan perilaku terpuji yang wajib dimiliki manusia dalam kehidupannya.
Klepon: Kanti lelaku pasti ono. Masih berasal dari tanah Jawa dan lagi-lagi berbentuk nasihat, makna dari kepanjangan klepon Kanti lelaku pasti ono adalah setiap yang berusaha pasti akan mendapatkan jalan keluar.
Tinggalkan Balasan