Presiden Jokowi dan Mentan Syahrul Yasin Limpo panen raya di Ngawi, Minggu (11/3/2022).Foto/ist
Ngawi (Trigger.id)– Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta petani mempercepat menanam padi. Usai panen, lahan jangan dibiarkan nganggur terlalu lama. Permintaan ini diungkapkan Jokowi saat panen raya di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (11/3/2023).
“Dan harapkan kepada petani agar melakukan percepatan tanam. Usai panen harus segera olah lahan untuk tanam lagi. Jangan biarkan jeda terlalu lama karena ini hujanya masih ada, airnya masih ada agar ketersediaan beras kita semakin aman,” pinta Jokowi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan panen raya padi nusantara yang kedua oleh Presiden Jokowi ini menyimbolkan panen bersama 1 juta hektare, walaupun data secara keseluruhan menunjukan pada Februari ini seluas 1,20 juta hektare dengan perkiraan produksi 6,39 juta ton GKG, setara beras 3,68 juta ton.
Selanjutnya Maret seluas 1,70 juta ha dengan produksi 9,14 juta ton GKG setara beras 5,26 juta ton dan April 1,15 juta ha dengan produksi 6,09 juta ton GKG setara beras 3,51 juta ton.
“Sehingga, kita berharap panen yang lebih cepat ini kita maksimalkan serentak dilakukan karena kita menghadapi cuaca kemarau panjang. Walaupun ternyata saat panen ini, hujan masih ada sehingga anomali cuaca ini harus kita perhitungkan,” ujarnya.
SYL pun menegaskan pihaknya siap merealisasikan dengan cepat perintah Presiden Jokowi untuk dilakukan percepatan tanam padi setelah panen raya bersinergi dengan para kepala daerah. Dari total lahan sawah 7,4 juta hektar, ditargetkan dilakukan percepatan tanam seluas 1 sampai 10 juta hektar.
“Lahan sawah kita sebenarnya 7,4 juta hektar tapi luas tanam lebih dari itu, agar dilakukan percepatan tanam, jangan dikasih jeda terlalu lama karena air masih ada. Kami bersama Gubernur dan Bupati akan serempak melakukan langkah itu,” tuturnya.
SYL menyebutkan produksi padi di Kabupaten Ngawi jauh lebih tinggi yakni mencapai 8 ton perhektare dibanding daerah lainnya hanya 6 ton per hektar. Padahal lahan di Kabupaten Ngawi bukan sawah irigasi tapi menggunakan pompa air namun perlakuanya oleh petani cukup baik.
“Oleh karena itu, perintah Bapak Presiden untuk perbanyak dryer, power thresher, bahkan karena harga gabah lebih tinggi menggunakan combine dibanding sabit, maka perbanyak combie dan kami siap sampai 1.000 unit menggunakan dana KUR. Bahkan penggilingan padi harus dibina dengan baik dan menggunakan KUR untuk meningkatkan kelasnya agar kualitas beras yang dihasilkan juga bagus,” ucapnya.
Diketahui, luas panen pada Maret 2023 di Kabupaten Ngawi sendiri 32.676 hektare dari luas panen Provinsi Jawa Timur 375.403 hektare. Harga gabah saat ini di Kabupaten Ngawi untuk panen secara manual Rp4.700 sampai 4.900 /kg sementara yang menggunakan combine harvester Rp5.000 sampai Rp5.500 /kg.(zam)
Tinggalkan Balasan