

Allah SWT adalah Pemilik mutlak segala sesuatu di langit dan bumi. Dia memberikan rezeki dan hidayah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dengan hikmah yang sempurna. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
ٱللَّهُ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ لَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya (bagi siapa yang Dia kehendaki). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. Al-Ankabut: 62)
Rezeki, baik yang melimpah maupun terbatas, adalah ketetapan Allah. Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil apa yang telah Allah tentukan bagi orang lain, dan tidak ada yang dapat menghalangi rezeki yang telah Allah tetapkan bagi hamba-Nya.
Rezeki adalah ketetapan Allah. Sebagaimana Allah berfirman:
۞ وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
“Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam makhluk itu dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”
(QS. Hud: 6)
Selain rezeki materi, Allah juga memberikan rezeki dalam bentuk hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Hidayah adalah petunjuk dari Allah yang membimbing hati manusia menuju kebenaran. Allah berfirman:
إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”
(QS. Al-Qashash: 56)
Dari ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa hidayah adalah hak prerogatif Allah. Meskipun Rasulullah SAW sangat mencintai umatnya, beliau tidak memiliki kuasa untuk memberi hidayah kecuali atas izin Allah.
Umar bin Khattab RA, sebelum masuk Islam, adalah seorang pemuda yang keras, teguh memegang tradisi jahiliyah, dan sangat memusuhi dakwah Rasulullah SAW. Namun, Allah SWT menghendaki hidayah untuk Umar tanpa Umar memintanya.
Dalam hadis qudsi, Allah berfirman:
“يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ.”
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan menjadikannya haram di antara kalian. Maka janganlah kalian saling menzalimi. Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk. Maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi petunjuk kepada kalian.”
(HR. Muslim)
Hadis ini mempertegas bahwa hidayah hanya bisa didapatkan dengan memohon kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya.
Allah memberikan rezeki dan hidayah sesuai dengan hikmah-Nya yang tidak selalu dapat dipahami oleh manusia. Ada kalanya manusia menganggap rezeki berupa harta adalah segalanya, padahal rezeki sejati meliputi kesehatan, keluarga yang harmonis, ketenangan hati, serta kemudahan untuk beribadah.
Sebagai hamba, kewajiban kita adalah berikhtiar dengan sebaik-baiknya, berdoa dengan sepenuh hati, dan tawakal kepada Allah. Firman-Nya:
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
“Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, maka Dia akan mencukupkan kebutuhannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.(QS. At-Talaq: 2-3)
Ayat ini memberikan motivasi kepada kita bahwa dengan ketakwaan dan tawakal, Allah akan mencukupi segala kebutuhan kita. Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang bersyukur atas segala rezeki yang telah Allah tetapkan dan berdoa agar terus berada dalam hidayah-Nya.
Rezeki dan hidayah adalah pemberian Allah yang diberikan berdasarkan kehendak dan hikmah-Nya. Sebagai manusia, kita dituntut untuk berusaha, berdoa, dan bertakwa agar mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.
—000—
*Penceramah dan Akademisi dari Ubaya
Tinggalkan Balasan