
Surabaya (Trigger.id) – Israel menyatakan telah membebaskan 90 tahanan Palestina sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dengan Hamas. Berita ini muncul setelah sandera Israel pertama yang dibebaskan berdasarkan perjanjian yang telah lama ditunggu-tunggu tiba kembali di Israel.
Tiga sandera Israel yang dibebaskan (yang pertama dari 33 sandera yang dibebaskan oleh Hamas dan sekutunya dalam enam minggu berikutnya) adalah Romi Gonen, Doron Steinbrecher dan Emily Damari. Mereka dikatakan dalam keadaan sehat dan menerima perawatan di pusat medis di Tel Aviv. Pembebasan mereka memicu kegembiraan di Tel Aviv.
Pengungsi Palestina mulai kembali ke rumah mereka di Gaza, yang telah hancur dalam 15 bulan terakhir. Seorang warga Gaza mengatakan kepada CNN bahwa momen tersebut “pahit manis,” karena 92% rumah di daerah kantong tersebut telah hancur atau rusak, menurut PBB. Sementara itu, ratusan truk bantuan dengan perbekalan yang sangat dibutuhkan memasuki Gaza.
Militer Israel mundur dari beberapa lokasi di Gaza selatan dan utara setelah gencatan senjata dimulai, kata seorang pejabat militer Israel kepada CNN.
Kepala Bantuan PBB: Ratusan truk bantuan memasuki Gaza

Ratusan truk yang membawa bantuan memasuki Gaza pada hari pertama gencatan senjata antara Israel dan Hamas, menurut Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan.
“Setidaknya 630 truk bantuan kemanusiaan memasuki Gaza pada hari Minggu, dan setidaknya 300 di antaranya menuju ke utara. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia,” kata Tom Fletcher dalam sebuah pernyataan, Minggu waktu setempat.
“Setelah 15 bulan perang tanpa henti, kebutuhan kemanusiaan sangat besar. Kami menyadari tantangan logistik yang dihadapi pihak-pihak yang menyalurkan bantuan ini, termasuk tumpukan puing-puing dan sisa-sisa perang yang belum meledak. Keselamatan seluruh warga sipil, termasuk pekerja bantuan, tetap menjadi prioritas utama kami.”
Perjanjian gencatan senjata memungkinkan peningkatan dramatis bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza. Namun, PBB telah memperingatkan bahwa peningkatan jatah bantuan hanya akan menjadi “permulaan” dalam mengatasi bencana krisis kemanusiaan di wilayah kantong tersebut, dimana serangan Israel telah merusak sebagian besar wilayah dan kelompok hak asasi manusia menggambarkan kondisi kehidupan yang “tak terkatakan”.
Fletcher meminta negara-negara “yang mempunyai pengaruh terhadap para pihak untuk memastikan bahwa bantuan yang menyelamatkan nyawa ini menjangkau mereka yang paling membutuhkan.” (ian)
Tinggalkan Balasan