

Dalam perjalanan hidup, tidak sedikit manusia yang diuji dengan beban pikiran, kecemasan, atau tekanan hidup yang seolah tiada ujungnya. Namun, Islam sebagai agama rahmat dan petunjuk memberikan pelita di tengah gelapnya kegelisahan. Kalimat “Tenangkan Pikiranmu, Semua Pasti Ada Jalan Keluarnya” bukan sekadar motivasi kosong, melainkan kenyataan yang ditegaskan oleh Al-Qur’an, sunnah, dan pengalaman para salafus shalih.
1. Allah Tidak Pernah Meninggalkan Hamba-Nya
Allah SWT berfirman:
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
(QS. At-Thalaq: 2–3)
Ayat ini adalah janji yang pasti. Dalam kondisi apa pun, selama kita menjaga takwa—yakni menjaga perintah dan menjauhi larangan-Nya—maka jalan keluar akan datang, meski dari arah yang tidak kita duga.
2. Ketenangan Hati Hanya Ada dalam Dzikir
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Pikiran yang kusut dan hati yang gelisah tidak akan tenang dengan harta atau pelarian duniawi. Para salafus shalih menekankan pentingnya dzikir dalam menghadapi kesulitan. Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:
“Carilah rasa manis dalam tiga hal: dalam shalat, dalam dzikir, dan dalam membaca Al-Qur’an. Jika engkau tidak menemukannya, maka ketahuilah bahwa hatimu sedang sakit.”
3. Bersabar dan Bertawakal, Kunci dari Jalan Keluar
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ketahuilah bahwa kemenangan itu bersama kesabaran, jalan keluar itu bersama kesempitan, dan bahwa sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan.”
(HR. Ahmad, no. 2803, shahih)
Hadis ini menjadi pelipur lara bagi mereka yang sedang berjuang dalam tekanan hidup. Ulama salaf seperti Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah menulis bahwa “banyak musibah besar di dunia ini yang ternyata menjadi pintu masuk ke dalam taman kenikmatan dan keimanan.”
4. Jangan Berburuk Sangka kepada Allah
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berbaik sangka kepada-Ku, maka baginya kebaikan. Jika ia berburuk sangka, maka baginya keburukan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Para salaf mengajarkan agar dalam kondisi terpuruk pun, kita tetap berbaik sangka kepada Allah. Sebab, seburuk apa pun jalan hidup yang kita tempuh, bisa jadi itulah jalan terbaik menurut ilmu Allah yang tak terbatas.
5. Jadikan Shalat sebagai Penolong
Allah berfirman:
وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”
(QS. Al-Baqarah: 45)
Rasulullah ﷺ ketika menghadapi kesulitan, beliau segera menunaikan shalat. Ibnu Abbas RA meriwayatkan: “Jika Rasulullah menghadapi sesuatu yang mengkhawatirkan beliau, beliau segera shalat.” (HR. Abu Dawud, hasan)
6. Meneladani Kesabaran Para Nabi dan Salaf
- Nabi Ayyub AS adalah simbol kesabaran dalam musibah fisik dan keluarga.
- Nabi Ya’qub AS menunjukkan kesabaran luar biasa saat kehilangan anak tercinta.
- Imam Ahmad bin Hanbal bahkan tetap sabar dan teguh walau disiksa saat fitnah Mihnah, karena mempertahankan aqidah yang benar.
Mereka semua percaya bahwa “Inna ma’al usri yusra” – Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. Al-Insyirah: 6). Dan Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya.
Tenangkan pikiranmu. Jangan terlalu mengandalkan logika semata. Serahkan hatimu kepada Allah. Kembalilah kepada Al-Qur’an, perbanyak dzikir, jaga shalat, dan bersabarlah. Para salafus shalih telah membuktikan bahwa ujian sebesar apa pun akan berakhir, asalkan kita tidak putus asa dari rahmat Allah.
وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَٰفِرُونَ
“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orang yang kafir.”
(QS. Yusuf: 87)
Semua pasti ada jalan keluarnya. Hanya saja, kita perlu menempuhnya dengan iman, sabar, dan tawakal. (ian)
—000—
*Dai dan Akademisi Ubaya
Tinggalkan Balasan