• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Pemilu dan Visi Mitigasi HIV/AIDS

1 Desember 2023 by isa Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro *

Dalam setiap Pemilihan Umum (Pemilu), apa yang terjadi pada kotak suara pada “hari H”, akan menentukan kebijakan masa depan. Masyarakat umum dan khususnya orang dengan HIV/AIDS (ODHA), ingin lebih memastikan paradigma advokasi penyakit yang masih menimbulkan stigma itu. Dengan proses peralihan kekuasaan, diharapkan bisa berdampak pada kemajuan yang signifikan terhadap mitigasi HIV/AIDS. Diperlukan perhatian dan upaya besar pada konsistensi pendanaan, terutama terhadap modalitas pencegahan dan pengobatannya. Beberapa program terkait, merupakan visi yang harus dimiliki para calon pemimpin bangsa  yang perlu diketahui publik. Ada bagian penting yang relevan, antara kebijakan politis yang diambil dengan respons terhadap kendala mitigasi HIV/AIDS.

Hari AIDS sedunia yang diperingati tiap tanggal 1 Desember, merupakan kesempatan merefleksikan kemajuan yang dicapai dalam mitigasi penyakit menularitu. Masih sangat banyak tantangan yang akan dihadapi,untuk mencapai tujuan mengakhiri AIDS pada tahun 2030. Perlu upaya luar biasa dalam meningkatkan kesadaran dan memobilisasi semua pemangku kepentingan.Tidak lain,tekad tersebut bertujuan secara bersama-sama melipatgandakan upaya solusi, demi memastikan keberhasilan mitigasi HIV/AIDS.

Berbagai kebijakan program penanggulangan HIV/AIDS, sudah banyak dilakukan  berbagai pihak. Pemerintah, lembaga-lembaga tertentu, baik swadaya masyarakat, nasional, maupun internasional, telah bahu membahu.Tetapi masih banyak terjadi kendala di lapangan. Hambatan keberhasilan program, mayoritas berasal dari persoalan stigma dan diskriminasi, terhadap orang-orang yang diidentifikasi terpapar HIV.

Diskriminasi

Diksi diskriminasi merupakan elemen penting yang harus dihindari,dalam upaya mengakhiri AIDS. Masih banyak stigma dan peraturan yang sifatnya diskriminatif. Tidak banyak tempat kerja, sekolah, ataupun komunitas sosial yang dengan tangan terbuka menerima kehadiran ODHA. “Anehnya”, stigma dan diskriminasi terkadang justru berasal dari tenaga kesehatan (Nakes). Ada fasilitas kesehatan (Faskes) yang “menolak” merawat ODHA dengan berbagai alasan.Tidak jarang terjadi, ada Nakes yang “enggan” dan “takut” tertular, saat memeriksa ODHA. Seharusnya Nakes dan Faskes melayani dan mengobati ODHA, tanpa memandang latar belakangnya. Kadang pula ODHA yang tujuannya untuk berobat, malah mendapatkan petuah dan ceramah agama. Perlu dan harus dipahami, bahwa ODHA berasal dari berbagai segmen masyarakat. Tidak semuanya berlatar belakang “kelam”. Banyak ibu rumah tangga (IRT) ataupun anak-anak yang tidak tahu menahu asal mula mereka tertular HIV. Tidak sedikit warga yang masih berpandangan  “miring” terhadap komunitas tertentu, seperti gay, waria dan pekerja seks komersial (PSK). Disinyalir semua persoalan itu akibat dari belum maksimalnya pemahaman masyarakat tentang HIV/AIDS. Dampaknya bisa memantik stigma dan pelayanan kesehatan yang tidak optimal bagi ODHA. Dalam skala yang lebih luas, diskriminasi berdampak merugikan dari sisi ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dan peluang kerja bagi ODHA. Demikian pula menyangkut akses terhadap informasi dan pelayanan publik. Tidak mengherankan, ODHA sering kali terpaksa“menyembunyikan” status kesehatan mereka. Pada gilirannya, hal itu akan semakin menyulitkanpencegahan penularan dan pengobatannya. Semuanya merupakan dampak perlakuan diskriminatif masyarakat.

Stigma dan diskriminasi terkait HIV/AIDS, dapat dilihat dari implementasi beberapa produk hukum, kebijakan, dan prosedur administrasi. Contohnya adalah “pelarangan secara diam-diam”pada ODHA atas pekerjaan-pekerjaan tertentu, setelah melalui prosedur skrining kesehatan. Masih ada beberapa lagi produk hukum lainnya yang memperlihatkan terjadinya praktik diskriminasi, dalam hal implementasi kebijakan publik terhadap ODHA. Misalnya terkait asuransi kesehatan, pembatasan perjalanan, pengajuan visa turis dan migrasi menuju negara-negara tertentu dengan membawa obat-obat anti HIV (Anti Retro Virus/ARV)).

Ada hasil evaluasiProgram Bersama PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) yang patut diperhatikan.Negara-negara yang “mendiskreditkan” populasi yang terkena dampak langsung HIV/AIDS, justru “jalan di tempat” dalam penanggulangan penyakit tersebut. Target skrining dan pengobatannya, malah tertinggal jauh dari negara-negara yang menerapkan aturan menghindari diskriminasi secara konsisten. Kemajuan yang lebih besar dicapai oleh negara-negara yang undang-undangnya telah memaksimalkan perlindungan hak asasi manusia. Khususnya produk hukum yang melindungi hak-hak non-diskriminasi dan respons  terhadap kekerasan berbasis gender.

Situasi HIV/AIDS

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sejak awal epidemi sebanyak 85,6 juta orang telah terinfeksi HIV. Sekitar 40,4 juta orang meninggal karenanya. Pada tahun 2022, ada 39 juta orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia. Angka kematiannya  mencapai 630 ribu orang.

Situasi HIV/AIDS di Indonesia kian memprihatinkan. Selama lima tahun terakhir, kasusnya meningkat signifikan. Mengacu data Kementerian Kesehatan RI 2021, tercatat  sebanyak 543.100 kasus ODHA. Setiap tahunnya diperkirakan terjadi pertambahan 5100 kasuspada kelompok ibu rumah tangga (IRT).Proporsinya mencapai 35 persen. Persentase itu lebih tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok lainnya, seperti suami pekerja seks dan MSM (man sex withman). Infeksi HIV pada IRT, terjadi akibat memiliki pasangan dengan perilaku sex berisiko. Efek dominonya, akan memantik risiko tinggi transmisi virus pada anaknya. Pola tersebut, berkontribusi sebesar 20-45 persen dari keseluruhan cara penularan. Itu bisa terjadi sejak dalam kandungan, saat proses kelahiran, atau menyusui. Sepanjang hidupnya, anak tersebut akan menyandang status sebagai ODHA. Saat iniHIV pada anak usia 1-14 tahun, mencapai 14.150 kasus. Setiap tahunnya diperkirakan meningkat antara 700 hingga seribu kasus.

Sebagai upaya deteksi dini, tes HIV menjadi bagian penting yang harus ditawarkan pada ibu hamil, saat memeriksakan kondisi kesehatannya. Sayang sekali program itu  tidak selalu mendapatkan respons positif dari suaminya. Hanya 55 persen saja yang setuju/diizinkan suami.Karena itu diperlukan sekala prioritas bagi dukungan peraturan, agar skrining HIV dapat dilakukan pada setiap individu. Sebagai bahan komparasi, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, merekomendasikan semua orang yang berusia 13-64 tahun menjalani tes HIV. Setidaknya dilakukan satu kali, sebagai bagian dari perawatan kesehatan rutin.            

Semoga mitigasi HIV/AIDS, menjadi visi penting calon pemimpin bangsa tercinta ini.

——o—–

*Penulis :
Staf pengajar senior di:
Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

Anggota Advisory Board Dengue Vaccine

Penulis buku:
* Serial Kajian COVID-19 (sebanyak tiga seri)
* Serba-serbi Obrolan Medis

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, Kesehatan, nusantara, Tips, wawasan Ditag dengan:1 Desember, Ari Baskoro, Pemilu, Visi Mitigasi HIV/AIDS, World AIDS Day

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Jazz dan Blues: Dua Saudara dalam Dunia Musik

10 Oktober 2025 By admin

Axl Rose Kibarkan Bendera Palestina Saat Konser Guns N’ Roses di Bogota

9 Oktober 2025 By admin

Trump Umumkan Israel dan Hamas Setujui Tahap Pertama Rencana Gencatan Senjata di Gaza

9 Oktober 2025 By admin

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Arab Saudi Taklukkan Indonesia 3-2

9 Oktober 2025 By admin

KPK Temukan Fakta Baru: Biro Travel Tak Berizin Bisa Dapat Kuota Haji Khusus

8 Oktober 2025 By admin

Timnas Indonesia Asah Eksekusi Bola Mati Jelang Hadapi Arab Saudi

8 Oktober 2025 By admin

Pertamina Imbau Masyarakat Tak Terpengaruh Isu Negatif Soal Etanol pada BBM

8 Oktober 2025 By admin

Kluivert: Timnas Indonesia Siap Tarung Habis-habisan Demi Tiket Piala Dunia 2026

7 Oktober 2025 By admin

Kementerian PUPR Siap Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo

7 Oktober 2025 By admin

Arsenal Geser Liverpool dari Puncak Klasemen Liga Inggris

6 Oktober 2025 By admin

Delegasi Hamas Tiba di Mesir untuk Bahas Rencana Gencatan Senjata Gaza

6 Oktober 2025 By admin

Menjaga Harmoni Laut: Kisah Nelayan Bajo Berburu Gurita dengan Panah Tradisional di Wakatobi

6 Oktober 2025 By admin

Negosiator Menuju Kairo Bahas Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera di Gaza

5 Oktober 2025 By admin

Basarnas Temukan Lagi 13 Jenazah Korban Reruntuhan Mushalla Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

5 Oktober 2025 By admin

Titi Kamal: Teror Santet Getih Ireng, Film Horor Terbaru yang Siap Guncang Bioskop

5 Oktober 2025 By admin

BMKG Prediksi Hujan Ringan Warnai Balapan Utama MotoGP Mandalika 2025

5 Oktober 2025 By admin

5 Makanan dengan Kandungan Magnesium Lebih Tinggi dari Almond

4 Oktober 2025 By admin

Ruben Amorim Bantah Taktik Jadi Biang Keterpurukan Manchester United

4 Oktober 2025 By admin

TikTok Tanggapi Pembekuan Sementara Izin PSE oleh Kemkomdigi

4 Oktober 2025 By admin

Jeda BRI Super League, Eliano Reijnders Antusias Bela Timnas Indonesia

3 Oktober 2025 By admin

Emas untuk Kehidupan: Dari Perut Bumi Martabe, Tumbuh Harapan Anak Negeri

3 Oktober 2025 By admin

Kenapa Puasa Sunnah di Hari Jumat Makruh?

3 Oktober 2025 By admin

Mau Dibawa ke Mana Program Makan Bergizi Gratis?

3 Oktober 2025 By admin

Janet Jackson dan Paris Jackson Reuni dan Tampil Bersama di Paris Fashion Week

3 Oktober 2025 By admin

4 Kebiasaan di Dapur yang Dapat Membuat Anda Sakit

3 Oktober 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Trump Tegaskan Tidak Akan Biarkan Israel Langgar Gencatan Senjata di Gaza
  • Dikalahkan Irak 0-1, Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026
  • Aktivis Serukan Larangan Israel di Dunia Sepak Bola Meski Gencatan Senjata Diberlakukan di Gaza
  • Jelang Laga Hidup Mati, Timnas Indonesia Siap Hadapi Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026
  • Jay Idzes Tegaskan Perjuangan Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026 Belum Usai

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.