• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Problem Diabetes Melitus pada Jemaah Haji

13 Mei 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

Baru-baru ini penulis berkesempatan sebagai narasumber pada suatu acara halal bihalal dan diskusi sebuah forum. Penyelenggaranya adalah Forum Komunikasi Pengusaha Travel Umrah Haji (FK Patuh) Jawa Timur. Topik yang diangkat terkait problematikdan evaluasi Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU). Forum tersebut banyak mengkaji bagaimana strategi pemerintah melindungi travel umrah berizin. Penulis mendapat kesempatan mengetengahkan persoalan update risiko dan perlindungan kesehatan, untuk jemaah umrah-haji.

Dari acara sambung rasa tersebut, penulis justru banyak mendapat informasi berharga langsung dari lapangan.Ternyata masih cukup banyak kendala penerapan syarat istitaah bagi calon jemaah haji (CJH). Selain masalah kebijakan vaksinasi CJH, diabetes melitus (DM) merupakan problem yang paling banyak diperbincangkan.

 DM atau lebih dikenal dengan penyakit kencing manis, sering  disebut-sebut sebagai “induk”dari segala penyakit. Berdasarkan jenis penyakit yang dialami jemaah haji Indonesia (JHI) tahun 2022, DM menduduki peringkat ketiga. Urutan pertama adalah dislipidemia (abnormalitas kadar lemak darah), dan disusul hipertensi esensial pada urutan kedua. Saat itu kuota haji Indonesia “hanya” mencakup 100.051 orang. Sepanjang operasional haji, JHI yang wafat berjumlah 89 orang. Setahun kemudian setelah berakhirnya pandemi Covid-19, negara kita memberangkatkan  sebanyak 210.680 JHI reguler. Sungguh memprihatinkan, angka kematian JHI kita  mencapai “rekor” menyedihkan. Ada sebanyak 824 JHI yang wafat. Bila diperinci, sebanyak 752 JHI wafat saat operasional haji. Ada 26 orang lainnya yang wafat pasca operasional haji, dan 46 orang lainnya meninggal saat embarkasi/debarkasi haji. Proporsi kematian yang meningkat tajam tersebut (3,5 per mil), tidak lepas dari jumlah JHI yang berisiko tinggi/risti (73,72 persen). Kategori risti disematkan, karena mereka berusia lebih dari 60 tahun dan/atau memiliki penyakit kronik yang sudah diidapnya sebelum pemberangkatan haji. Meski telah mengusung jargon “Haji Ramah Lansia”, segala persiapan antisipatif seolah kandas dengan melonjaknya JHI yang wafat. Penyakit kardiovaskuler dan saluran napas, mendominasi penyebab kematiannya. Lagi-lagi faktor risiko utama yang mendasarinya adalah DM. Hipertensi, dislipidemia, dan gangguan fungsi ginjal, merupakan faktor risiko berikutnya.

Sebagai perbandingan, sepanjang tahun 2010-2022, tingkat kematian JHI “hanya” mencapai 2,07 per mil. Angka mortalitas JHI itu, selalu jauh melampaui negara-negara lain yang mengirimkan jemaahnya. Untuk mengantisipasi berulangnya kembali kejadian memprihatinkan pada musim haji tahun-tahun sebelumnya, pemerintah menerapkan aturan baru. Aturan itu dituangkan dalam keputusan Kementerian Kesehatan dengan Nomor HK.01.07/MENKES/2118/2023, tanggal 9 November 2023. Isinya tentang standar teknis pemeriksaan kesehatan, dalam rangka penetapan status istitaah kesehatan JHI.

Pada musim haji 2024, status kesehatan merupakan prasyarat utama pelunasan Biaya Perjalanan Haji (BIPIH). Penerapan kebijakan tersebut, pada tahun-tahun sebelumnya terbalik. Dampaknya pada periode musim haji sebelumnya, banyak JHI yang sebenarnya tidak memenuhi kelayakan dari sisi istitaah kesehatan, tapi “terpaksa” diberangkatkan juga. Pertimbangannya karena CJH tersebut sudah mengantre lama, bahkan ada yang puluhan tahun, atau karena mereka sudah terlanjur melunasi BIPIH.

Upaya menekan risiko morbiditas dan mortalitas

Bagi CJH penyandang DM saat ini,dikategorikan memenuhi syarat istitaah bila kadar HBA1C-nya tidak melampaui delapan persen.Mungkin karena penerapan aturannya yang relatif “mendadak”, banyak CJH DM yang berupaya keras berobat untuk segera menurunkan kadar HBA1C-nya tersebut. Upaya yang sifatnya instan, justru bisa berdampak merugikan, karena seringnya mengalami hipoglikemia (level gula darah yang turun di bawah normal). Kondisi tersebut berbahaya dan berisiko memicu timbulnya penyakit kardiovaskuler. Idealnya penurunan HBA1C harus dilakukan secara bertahap dan dipantau sekitar tiga bulan sekali.

Selain dijadikan indikator diagnosis DM, HBA1C memiliki nilai prediksi terhadap risiko komplikasi. Disebut normal, bila levelnya di bawah 5,7 persen. Diagnosis DM ditegakkan bila kadarnya lebih dari 6,5 persen. Jika levelnya di kisaran 5,7-6,4 persen, dikategorikan sebagai pre-DM. Semakin tinggi kadar HBA1C seorang penyandang DM, mengindikasikan buruknya regulasi gula darah, sekaligus meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam komplikasi.

Selama prosesi ibadah di Tanah Suci, pemantauan kadar gula secara reguler  tetap dianjurkan, guna  mencapai kondisi optimal. Hal itu diperlukan agar terhindar dari  komplikasi akut, berupa hiperglikemia atau hipoglikemia. Risiko tersebut berpotensi  terjadi, terkait perubahan pola makan dan meningkatnya aktivitas fisik. Salah satu penyebab terjadinya hiperglikemia adalah konsumsi makanan berkalori tinggi ( kurma, gorengan, jus buah manis).Sebaliknya hipoglikemia yang justru lebih berbahaya, relatif sering terjadi. Kondisi itu dikarenakan jumlah asupan makanan yang berkurang/menurunnya nafsu makan, tetapi obat anti diabetes atau insulin tetap digunakan. Sering kali kondisi hipoglikemia malah tidak diwaspadai, karena gejalanya mirip/disalahartikan dengan rasa lelah atau kantuk terkait meningkatnya aktivitas ibadah.Karena itu bila diperlukan, tablet anti diabetes bisa disesuaikan dengan petunjuk dokter kloter. Untuk JHI yang menggunakan insulin, perlu memperhatikan konsentrasi insulin yang digunakan. Di Arab Saudi, umumnya digunakan dengan konsentrasi 100 U/ml. Banyak negara lainnya yang menggunakan konsentrasi 40 U/ml. Penyesuaian dosisinsulin,  memerlukan petunjuk dari dokter kloter. Suhu tinggi (saat puncak haji, diperkirakan bisa mencapai 50 derajat Celsius), dapat meningkatkan penyerapan insulin, sehingga memicu terjadinya hipoglikemia.

Penyandang DM sering kali memiliki komplikasi kronik, berupa gangguan pembuluh darah dan saraf tepi. Risikonya memicu timbulnya luka di kaki (misalnya kulit kaki yang melepuh). Tekanan mekanis saat berjalan dan tingginya temperatur tanah, memudahkan luka tersebut terjadi. Ujung-ujungnya berisiko mengalami infeksi jaringan kaki (ulkus/borok) yang kadang-kadang sampai harus dilakukan amputasi. Infeksi yang relatif sulit ditanggulangi, disebabkan tertekannya status imunitas penyandang DM.

Ada beberapa saran untuk mencegah terjadinya masalah kaki. Pertama, gunakan pelembab tanpa pewangi, agar terhindar dari kulit retak/pecah saat berjalan.Kedua, jangan merendam kaki dengan air panas. Ketiga, kaus kaki empuk sebaiknya digunakan di area yang melarang penggunaan sepatu. Berjalan tanpa alas kaki, harusnya dihindari. Keempat, hendaknya segera mengeringkan kaki dengan handuk katun, setelah berwudhu. Kelima, segera minta bantuan medis, bila terjadi tanda-tanda peradangan kaki.

Semoga angka morbiditas dan mortalitas haji 2024, dapat ditekan secara maksimal.

—–o—–

*Penulis :
Staf pengajar senior di:
Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

Anggota Advisory Board Dengue Vaccine

Penulis buku:
* Serial Kajian COVID-19 (sebanyak tiga seri)
* Serba-serbi Obrolan Medis

Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, nusantara, Tips, update Ditag dengan:Ari Baskoro, Diabetes Melitus, jemaah haji, Problem Diabetes Melitus

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Kuasa Hukum Tegaskan Nadiem Tak Terlibat Kasus Google Cloud

22 November 2025 By admin

Flick Terbuka Latih Messi Jika Pulang ke Barcelona

22 November 2025 By admin

KPK Sebut Nadiem Makarim Masuk Daftar Calon Tersangka Kasus Google Cloud

21 November 2025 By admin

Sengketa Tanah EV Surabaya Masuki Babak Baru, Wali Kota Eri Dampingi Warga di Rapat DPR

21 November 2025 By admin

Pemerintah Resmi Berlakukan Diskon Transportasi untuk Libur Nataru 2025/2026

21 November 2025 By admin

Khutbah Jumat: Ketika Ujian dan Cobaan Hidup Datang

21 November 2025 By admin

Prof Afif: ISNU Tandai Gerakan Intelektual NU dari Pesantren ke Profesional

20 November 2025 By zam

Dick Advocaat Jadi Pelatih Tertua di Piala Dunia Setelah Antar Curacao Lolos

20 November 2025 By admin

Airlangga Pastikan Pembangunan IKN Tetap Berjalan Usai Putusan MK

20 November 2025 By admin

300 Warga Dievakuasi Akibat Letusan Gunung Semeru

20 November 2025 By admin

Indra Sjafri Tegaskan Indonesia Butuh Ivar Jenner di SEA Games 2025

19 November 2025 By admin

Surabaya Perketat Upaya Cegah Pencemaran Mikroplastik

19 November 2025 By admin

PPIS Unesa Gelar Bright Camp 2025, Perkuat Mitigasi Kekerasan di Kampus

19 November 2025 By admin

Indonesia Sambut Resolusi DK PBB untuk Perdamaian Gaza

19 November 2025 By admin

Skotlandia Akhiri Penantian 28 Tahun, Lolos Dramatis ke Piala Dunia 2026

19 November 2025 By admin

Surabaya Bentuk Pasukan Gabungan PRJ di 54 Titik untuk Kembalikan Fungsi Jalan

18 November 2025 By admin

Hajar Slovakia 6-0, Jerman Kunci Tiket Piala Dunia 2026

18 November 2025 By admin

Tom Cruise Raih Oscar Pertamanya, Sebut Film sebagai Jati Dirinya

18 November 2025 By admin

Padel Resmi Masuk Asian Games 2026, Raih Momentum Menuju Olimpiade

18 November 2025 By admin

DK PBB Gelar Voting Resolusi Perdamaian Gaza Usulan AS Hari Ini

17 November 2025 By admin

Mentan: Demi Swasembada Pangan, Tak Ada Lagi Tanggal Merah

17 November 2025 By admin

Gus Irfan Beberkan Persiapan Haji 2026 dan Tantangan Umrah Mandiri

17 November 2025 By admin

Inggris Sapu Bersih Kualifikasi Piala Dunia 2026

17 November 2025 By admin

Pemerintah Libatkan 100 Koperasi Besar untuk Bina Kopdes Merah Putih

16 November 2025 By admin

Indonesia U-23 Takluk 0-3 dari Mali dalam Laga Uji Coba

16 November 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

November 2025
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
« Okt    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Ibadah di Antara Dua Notifikasi: Ketika Teknologi Menguji Kekhusyukan Kita
  • Gol Tunggal Pulisic Menangkan AC Milan dalam Derby della Madonnina
  • Arteta Puji Hattrick Eze: “Itu Buah Kerja Keras, Bukan Kebetulan
  • Legenda Kiper Timnas Ronny Pasla Tutup Usia
  • Mentan Tegaskan Percepatan Swasembada dan Tindak Tegas Impor Beras Ilegal

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.