
Surabaya (Trigger.id) – Survei Nasional Kesehatan Mental Remaja Indonesia (I-NAMHS) mengungkapkan bahwa sekitar 34,9% remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Ini berarti sekitar 15,5 juta remaja berusia 10–17 tahun menghadapi tantangan seperti kecemasan, depresi, gangguan perilaku, hingga stres pasca-trauma.
Faktor Penyebab
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka masalah kesehatan mental di kalangan remaja Indonesia meliputi:
- Tekanan Akademik dan Sosial: Tuntutan untuk meraih prestasi akademik tinggi dan ekspektasi dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada remaja.
- Pengaruh Media Sosial: Paparan media sosial yang berlebihan dapat memicu perbandingan sosial, cyberbullying, dan tekanan untuk memenuhi standar tertentu, yang berdampak negatif pada kesehatan mental remaja.
- Masalah Keluarga: Konflik dalam keluarga, kurangnya dukungan emosional, dan pola asuh yang tidak konsisten dapat meningkatkan risiko gangguan mental pada remaja.
- Stigma dan Kurangnya Kesadaran: Masih banyak orang tua yang tidak menyadari atau mengakui adanya masalah kesehatan mental pada anak mereka, sehingga bantuan profesional tidak dicari.
Dampak dan Akses Layanan
Meskipun prevalensi masalah kesehatan mental cukup tinggi, hanya sekitar 2,6% remaja yang mengakses layanan bantuan atau konseling. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stigma sosial, kurangnya informasi, dan keterbatasan akses ke layanan kesehatan mental, terutama di daerah terpencil.
Pendapat Pakar
Dr. Anisa Rahman, psikolog anak dan remaja, dalam laman tinjauindonesia.id menekankan pentingnya peran keluarga dan sekolah dalam mendukung kesehatan mental remaja. Ia menyarankan agar orang tua lebih peka terhadap perubahan perilaku anak dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk berdiskusi tentang perasaan dan masalah yang dihadapi remaja.
Upaya yang Diperlukan
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak:
- Peningkatan Literasi Kesehatan Mental: Edukasi kepada orang tua, guru, dan masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental dan cara mengenali tanda-tanda gangguan pada remaja.
- Penguatan Layanan Kesehatan Mental: Pemerintah perlu meningkatkan jumlah dan kualitas layanan kesehatan mental, termasuk di tingkat sekolah dan puskesmas.
- Pemberdayaan Remaja: Mendorong remaja untuk aktif mencari bantuan dan berbicara tentang masalah mereka tanpa takut akan stigma.
- Kolaborasi Multi-sektor: Kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi non-profit, dan sektor swasta untuk menciptakan program yang mendukung kesehatan mental remaja.
Menghadapi tantangan kesehatan mental pada remaja memerlukan kesadaran dan tindakan kolektif. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental generasi muda Indonesia. (bin)
Tinggalkan Balasan