

Saudara sekalian.., Berkah Allah adalah berkah yang sebenarnya dibalik setiap nikmat. Tanpa berkah, nikmat sebanyak apapun, sesungguhnya hanyalah bencana. Jika semua orang mengejar kekayaan, maka sadarilah bahwa kekayaan yang berguna hanyalah yang diberkahi Allah.
Beberapa tanda harta yang tidak diberkahi oleh Allah SWT:
-Hartanya tidak membahagiakan.
-Hartanya tidak terpakai untuk beribadah dan beramal sholeh.
-Harta yang hanya terpakai untuk bersenang senang, kesia siaan dan sulit bahkan tak bisa dikeluarkan untuk zakat, infaq, waqaf, dan sedekah.
-Hartanya bersumber dari korupsi, sogok, pungli, penipuan, dusta, riba, dan pekerjaan haram lainnya.
-Harta yang menghalangi dan membuat pemiliknya malas beribadah ataupun dzikir.
-Harta yang menumbuhkan sifat takabbur.
-Harta yang digunakan berbuat dosa.
-Harta yang mendatangkan permusuhan.
-Harta yang memperbudak pemiliknya.
-Harta yang menghalanginya untuk belajar agama.
Maka, sudah saatnya kita berhati-hati dalam mencari harta agar yang terkumpul hanyalah harta yang halal dan penuh keberkahan.
Harta kekayaan seseorang akan berkah jika pemiliknya melakukan amalan-amalan sesuai dengan tuntunan Islam. Berikut amalan-amalan yang dimaksud. Pertama, syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang dikaruniakan kepadanya. Allah SWT berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan. Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim [14]: 7).
Kedua, silaturahim. Amalan ini merupakan upaya menyambung tali persaudaraan antarsesama manusia: merajut dan memperkuat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Muslim) dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia). Praktik ini dapat melapangkan rezeki dari Allah SWT.
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «من أحبّ أن يُبْسَطَ عليه في رزقه، وأن يُنْسَأَ له في أَثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رحمه
Abu Hurairah RA menyampaikan sebuah hadits Nabi SAW yang berkaitan dengan hal ini, ”Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali kekerabatan (silaturahim).” (HR Bukhari).
Ketiga, menafkahkannya di jalan Allah SWT. Berkembangnya harta dipengaruhi juga oleh faktor di mana ia dibelanjakan.
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan, Allah Mahaluas (kurnia-Nya) lagi Mahamengetahui.” (QS Al Baqarah [2] ayat 261).
Keempat, senantiasa melakukan kebaikan. Segala kebaikan akan kembali kepada pelakunya. Kebaikan itu akan membuahkan keberkahan dan kebahagiaan. Dalam Alquran, dijelaskan:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
”Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu.” (QS Al-Isra’ [17]: 7).
Ya Rahman,
Mudahkan dan berkahi rezeki kami.
—000—
*Ketua Dewan Pembina Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar Rahmah Surabaya
Tinggalkan Balasan