

Ilmu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad SAW banyak menekankan pentingnya ilmu pengetahuan serta keutamaan orang yang mencari dan mengamalkannya.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadilah: 11)
Orang-orang yang memiliki iman dan ilmu pengetahuan memiliki kedudukan yang lebih tinggi di sisi Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk memohon tambahan ilmu:
فَتَعَٰلَى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِٱلْقُرْءَانِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَىٰٓ إِلَيْكَ وَحْيُهُۥ ۖ وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًا
“Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. (QS. Taha: 114)
Ini menunjukkan bahwa ilmu adalah dasar dari segala amal perbuatan, karena amal yang tidak didasari ilmu dapat menjadi sia-sia.
شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَأُو۟لُوا۟ ٱلْعِلْمِ قَآئِمًۢا بِٱلْقِسْطِ ۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.(QS. Ali Imran: 18)
Dalam ayat ini, Allah menyebut orang-orang yang berilmu bersama malaikat sebagai saksi kebenaran tauhid, menunjukkan keutamaan besar ilmu. Sementara Rasulullah SAW menegaskan tentang pahala besar bagi orang yang sungguh-sungguh mencari ilmu.
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah ibadah yang mengantarkan kepada surga. Nabi SAW bersabda:
إِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَصْنَعُ
“Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya kepada penuntut ilmu karena ridha terhadap apa yang mereka lakukan.”
(HR. Tirmidzi)
Malaikat menghormati para pencari ilmu, menunjukkan betapa tingginya kedudukan mereka di sisi Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ النُّجُومِ
“Keutamaan orang berilmu dibanding ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang.”
(HR. Abu Dawud)
Orang yang berilmu memiliki kedudukan yang jauh lebih mulia dibandingkan orang yang hanya beribadah tanpa ilmu. Dalam Islam, ilmu adalah sarana untuk mengenal Allah dan memahami syariat-Nya. Dengan ilmu, seseorang dapat beribadah dengan benar dan ikhlas.
Islam memandang ilmu sebagai hal yang sangat mulia dan wajib dikejar oleh setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Menuntut ilmu tidak hanya menjadi jalan menuju kebahagiaan dunia, tetapi juga menjadi sarana untuk meraih kebahagiaan akhirat. Oleh karena itu, seorang Muslim dianjurkan untuk terus belajar dan mengamalkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
—000—
*Penceramah dan akademisi Ubaya
Tinggalkan Balasan