Isra Mi’raj adalah peristiwa besar dan sangat penting serta memiliki makna dalam dua perspektif utama: perspektif keimanan (iman) dan perspektif sains.
Peristiwa Isra Mi’raj yang terjadi di tahun ke 10 kenabian Muhammad SAW, benar-benar menguji keimanan Muhammad dan umatnya. Nabi Muhammad diuji untuk memperkuat keimanan dan keyakinannya terhadap Allah SWT. Pengalaman ruhani tersebut memperlihatkan kebesaran dan kekuasaan Allah serta mengukuhkan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul-Nya.
Isra Mi’raj menggambarkan dimensi spiritual yang luar biasa. Nabi Muhammad SAW mengalami perjalanan ke langit, bertemu dengan para rasul, dan bahkan berkomunikasi langsung dengan Allah. Ini menunjukkan tingkat keintiman dan kedekatan antara hamba dan Tuhannya.
Baca juga: Isra Mi’raj: Dalam Ruang Rindu, Mata Terpejam Hati Menggumam
Baca juga: Memaknai Isra’ Mi’raj dalam Perjalanan Hidup Kita
Al-Qur’an mengabadikan banyak peristiwa penting, termasuk ayat tentang peristiwa Isra Mi’raj. Isra Mi’raj merupakan peristiwa penting karena di dalamnya mengandung pesan penting tentang keimanan, keilmuan dan aspek ibadah (perintah shalat).
Kata Isra menjelaskan perjalanan yang menembus ruang dan waktu sehingga Rasulullah SAW bisa menempuh jarak Masjidil Haram di Makkah dan Masjidil Aqsa di Palestina dalam waktu singkat. Sementara perjalanan Mi’raj adalah perjalanan dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha.
Perjalanan inilah saat Rasulullah SAW menerima syariat kewajiban shalat lima waktu dalam sehari dan didampingi oleh Malaikat Jibril untuk menghadap Allah SWT.
Bukti Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra Mi’raj diabadikan dalam sejumlah ayat Al-Qur’an dalam surat Al Isra ayat 1, Allah SWT berfirman:
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Isra Mi’raj melibatkan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha dalam waktu yang singkat. Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa ini bisa diinterpretasikan sebagai perjalanan dimensi waktu dan ruang yang tidak dapat dijelaskan dengan logika sains konvensional.
Pesan Penting Isra Mi’raj
Isra Mi’raj menunjukkan keagungan dan kebesaran Allah. Nabi Muhammad SAW menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang luar biasa selama perjalanan ke langit. Pesan ini mengingatkan umat Islam akan kekuasaan dan keesaan Allah.
Salah satu aspek penting dalam Isra Mi’raj adalah pemberian perintah shalat lima waktu. Shalat dianggap sebagai tiang agama dan cara untuk mempertahankan ketaqwaan serta memperkuat hubungan dengan Allah.
Perintah shalat yang disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mi’raj memiliki makna penting tersendiri. Ada beberapa faktor yang menjadi penjelasan mengapa perintah shalat diberikan secara langsung:
- Pentingnya Shalat Sebagai Tiang Agama:
- Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang paling fundamental. Karena shalat merupakan tiang agama. Siapa yang mendirikan shalat berarti ia mendirikan agama, begitu juga sebaliknya. Shalat juga merupakan sarana utama untuk berkomunikasi dengan Allah dan menjaga ketaqwaan.
- Landasan Ibadah Lain:
- Shalat menjadi landasan bagi ibadah-ibadah lainnya dalam Islam. Dengan melaksanakan shalat, umat Muslim membangun fondasi keimanan dan ketaqwaan yang kuat. Oleh karena itu, perintah shalat diutamakan karena keberhasilan pelaksanaannya akan berdampak pada kualitas ibadah lainnya.
- Pembedaan dengan Ibadah Lain:
- Meskipun berbagai ibadah dalam Islam memiliki peran dan makna masing-masing, perintah shalat diungkapkan secara langsung dan spesifik dalam konteks Isra Mi’raj. Ini untuk memberikan penekanan khusus pada shalat sebagai kewajiban utama dalam menjalankan agama Islam.
- Identitas Umat Islam:
- Shalat menjadi salah satu identitas utama umat Islam. Dengan memberikan perintah shalat secara langsung kepada Nabi Muhammad, Allah memberikan kejelasan mengenai praktik ibadah yang membedakan umat Islam dari umat-umat lainnya.
- Ujian Ketaqwaan:
- Dengan memberikan perintah shalat dalam konteks Isra Mi’raj, Allah menguji ketaqwaan dan ketaatan Nabi Muhammad. Hal ini memberikan bukti tentang kepatuhan dan kesiapan Nabi sebagai utusan-Nya.
Perintah shalat yang diberikan langsung kepada Nabi Muhammad dalam Isra Mi’raj menjadi bagian integral dari ajaran Islam dan memberikan landasan spiritual yang kokoh bagi umat Muslim. Ini juga menekankan pentingnya shalat sebagai medium utama untuk mencapai ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Allah.
*****000*****
- Dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar Rahmah Surabaya
Tinggalkan Balasan