Surabaya (Trigger.id) – Kepala Pusvetma Surabaya Edi Budi Susila mengaku bahwa dirinya dan Tim Pakar telah siap untuk memproduksi vaksin seperti arahan Menteri Pertanian.
Dirinya menyebut pengembangan vaksin akan dilakukan dengan metode kultur jaringan untuk membuat Vaksin inaktif (Killed vaccine).
Vaksin tersebut merupakan jenis vaksin yang mengandung virus yang sudah dimatikan dengan suhu panas, radiasi, atau bahan kimia. Proses ini membuat virus tetap utuh, namun tidak mempunyai kemampuan untuk berkembang biak.
“Ini berfungsi untuk melindungi hewan ternak yang belum terjangkit dari penularan PMK. Untuk yang sudah terjangkit akan kami maksimalkan pengobatan dan perawatannya,” ungkap Edi
Disisi lain, upaya edukasi bagi para peternak juga masif dilakukan dengan sinergi dari berbagai pihak. Pasalnya, dibeberapa daerah masih ditemukan adanya petani yang tidak paham penanganan hewan ternak yang terindikasi tertular PMK.
“Berikan vitamin agar imunitasnya bertambah dan mencegah penularan. Cuci mulut sapi dengan NaCL. Lalu bersihkan kandang dengan disinfektan setiap pagi dan sore, pastikan pula kebersihan kandang dan alatnya selalu terjaga,”
Diakhir, Edi mengatakan bahwa dirinya bersama jajaran Pusvetma dan Tim Pakar sangat terbuka apabila ada penambahan Guru Besar dari wilayah lain untuk turut bergabung dalam upaya percepatan penanganan PMK hewan ternak melalui pembuatan vaksin.
“Kami sangat terbuka jika Ibu Gubernur merekomendasikan Guru Besar dari tempat lain untuk bergabung guna percepatam pembuatan vaksin ini,” pungkasnya.
Hadir dalam Rakor tersebut Ka. Dinas Kesehatan Prov Jatim, Direktus RS Haji Surabaya, Direktur RSUD Dr. Soetomo, Dinas Peternakan Prov Jatim, Tim Pakar Pusvetma Prof. Fredik Abdul Rantam dan Prof. Suprapto Maat. (ian)
Tinggalkan Balasan