• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

“Mengupil”, Kebiasaan Unik Picu Terjadinya Pikun

26 Agustus 2023 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi foto: Notif Indonesia

Oleh : Ari Baskoro*

Ketika seorang kerabat lansia anda sering tersesat saat berjalan pulang ke rumahnya, kata “pikun” kontan terujar. Untuk sebagian orang, hal itu dikatakan “wajar” terjadi. Faktor usia yang tergolong lansia, menjadi faktor pembenar asumsi tersebut. Benarkah memang demikian?

Dalam bidang medis, pikun diistilahkan sebagai demensia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 55 juta penduduk dunia mengalami demensia. Mayoritas mereka tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah. Setiap tahunnya diperkirakan terjadi pertambahan sepuluh juta kasus baru. Sindrom (kumpulan gejala) tersebut, menduduki peringkat ke-tujuh sebagai penyebab kematian. Di samping itu,secara global demensia merupakan penyebab utama kecacatan dan ketergantungan pada orang lain. Perempuan lebih berisiko mengalami masalah medis tersebut, dibanding pada laki-laki.  Dampak ekonominya secara global cukup signifikan. Kerugiannya bisa mencapai 1,3 triliun dolar AS. Sekitar 50 persen dari biaya tersebut, dikeluarkan untuk pengasuh informal. Rata-rata mereka memerlukan lima jam perawatan dan pengawasan per hari.

Pengaruh negatif demensia tidak hanya sebatas pada masalah ekonomi. Dampak fisik, psikologis, dan sosial, bisa ditimbulkannya. Hal itu bisa menimpa pada orang-orang yang merawatnya, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. Tidak jarang pula, bisa memantik terjadinya stigma.

Gejala

Demensia sebenarnya bukanlah merupakan penyakit tunggal. Lebih sesuai dikategorikan sebagai sindrom (kumpulan gejala). Penyebabnya bisa terdiri dari berbagai faktor yang saling berinteraksi dan berujung pada kerusakan sel-sel susunan saraf pusat (SSP). Dengan berjalannya waktu, gejalanya semakin memburuk secara bertahap. Pada umumnya gejala yang tampak paling dominan adalah penurunan fungsi kognitif (kemampuan untuk memproses suatu pemikiran).Asumsi tersebut didasarkan atas pengamatan yang membandingkannya dengan individu lain yang setara.Gejala penyertanya, bisa diiringi dengan  perubahan suasana hati, kendali emosi, perilaku, atau motivasi. Orang-orang terdekatnya sering kali dapat mengenali perubahan perilakunya yang tampak sedih, cemas, marah, karena menurunnya ingatan. Bisa pula terjadi perubahan kepribadian, perilaku yang tidak pantas, menarik diri dari pekerjaan dan lingkungan sosialnya. Pada fase selanjutnya, penyandang demensia tidak dapat lagi mengenali anggota keluarga atau rekan-rekannya. Tidak jarang, perilakunya menjadi lebih agresif, mengompol, dan BAB di sembarang tempat.Pada akhirnya bisa terjadi kesulitan makan, minum, serta gerakan motoriknya menjadi lebih terbatas.

Faktor penyebab

Berbagai macam penyakit, cedera pada kepala, usia,dan faktor genetik, dapat menimbulkan kerusakan pada sel-sel SSP. Alzheimer merupakan bentuk yang paling umumdan berkontribusi pada 60-70 persen kasus demensia. Bentuk lainnya dapat berkembang pasca terjadinya stroke, HIV, pecandu alkohol, dan bahkan bisa akibat kekurangan nutrisi. Polusi udara juga bisa memicu terjadinya demensia.

Perlu dipahami, proses penuaan/degenerasi tidak selalu harus diikuti dengan munculnya demensia. Sebaliknya, data epidemiologi menunjukkan, sebanyak sembilan persen kasus demensiatimbul sebelum lansia/usia 65 tahun.

Banyak riset yang bisa membuktikan, bahwa demensia bisa dicegah/dihambat. Aktivitas fisik yang teratur, tidak merokok, menghindari konsumsi alkohol, dan mengendalikan berat badan, dapat menurunkan risiko terjadinya demensia. Upaya tersebut akan lebih efektif, bila disertai pengendalian tekanan darah, kadar kolesterol dan gula darah, serta selalu mengonsumsi makanan sehat.

Akhir-akhir ini,melalui suatu penelitian pada binatang coba, infeksi dengan mikroba tertentu dapat memicu timbulnya demensia. Mikroba tersebut adalah bakteri Chlamydia pneumoniae (CP). Melalui kebiasaan yang unik yaitu mengupil, diduga kuat memudahkan bakteri tersebut mencapai saraf penciuman dan memasuki SSP. Mekanisme skrining tubuh yang fisiologis berupa sawar darah otak, dapat dilewatioleh bakteri CP. Proses tersebut tidak bisa terjadi hanya dalam tempo sekali waktu saja. Diperlukan durasi waktu yang bisa berlangsung cukup lama dan berulang, sehingga berujung menimbulkan gambaran patologi yang nyata. Selama ini dipahami, bahwa mengupil merupakan kebiasaan yang tidak berbahaya.Tetapi ternyata tidak bebas risiko seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Melalui mekanisme tertentu yang belum dapat diuraikan dengan pasti, bakteri CP itu dapat menginduksi terjadinya pengendapan protein abnormal pada sel-sel saraf di otak. Substansi protein abnormalitu disebut dengan beta amiloid. Bentukannya berupa endapan plakdan diketahui merupakan gambaran patologi yang khas pada demensia.

Meski riset awal baru dilakukan pada hewan coba, tetapi mekanisme yang mungkin melandasinya, bisa memberikan gambaran terjadinya demensia pada manusia. Saat ini para peneliti  sedangmelakukan riset lanjutan secara intensif,gunamengungkap tabirmasalah demensia dengan lebih jelas.

Mengupil

Mengupil memang unik. Pada orang tertentu bisa menimbulkan “keasyikan” tersendiri. Meski demikian,perilaku tersebut tidak bisa dilakukan di sembarang tempat, karena terkait dengan faktor etika. Mengupil, apalagi bila disertai dengan mencabuti bulu-bulu hidung, bisa memicu kerusakan pada lapisan lendir hidung. Dapat pula menimbulkan perdarahan (mimisan). Secara fisiologis, bulu-bulu dan lapisan lendir hidung, berfungsi sebagai barier pertahanan terhadap invasi mikroba.

Saat seseorang bernapas, tidak hanya menghirup oksigen saja. Ada partikel-partikel yang terkandung dalam udara lainnya yang juga ikut terhirup. Struktur lapisan lendir (mukosa)  hidung yang tipis, banyak mengandung anyaman pembuluh darah yang halus. Fungsinya menghangatkan dan melembapkan udara pernapasan yang akan memasuki jaringan paru (alveoli).Selanjutnya oksigen yang berasal dari udara tersebut, diserap aliran darah dan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Partikel udara yang berukuran lebih dari 2,0 mikron (mikrometer), dapat disaringdan akan terikat oleh lendir/ingus hidung. Bila komponen tersebut mengering, maka jadilah cikal bakal “upil”/tahi hidung. Karena itu bisa dikatakan, kuantitas dan komposisi “upil”, sangat dipengaruhi oleh partikel polutan di suatu lingkungan hidup di mana seseorang itu berada.

Mengupil mungkin unik, tetapi bisa berdampak merugikan bila tidak dilakukan dengan cara yang benar. Melakukan cuci hidung secara benar dan aseptik, dapat mengurangi dampak risiko berbagai infeksi dan timbulnya demensia di kemudian hari.

—–o—–

*Penulis :

  • Staf pengajar senior di Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
  • Penulis buku: Serial Kajian COVID-19 (sebanyak tiga seri) dan Serba-serbi Obrolan Medis
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, nusantara, update, wawasan Ditag dengan:“Mengupil”, Ari Baskoro Sppd, Kebiasaan Unik Picu Terjadinya Pikun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Bayern Muenchen Juara Piala Super Jerman 2025 Usai Kalahkan Stuttgart

17 Agustus 2025 By admin

Mengapa Harus 10.000 Langkah Sehari?, Studi Terbaru Ungkap Jumlah yang Sebenarnya

17 Agustus 2025 By admin

Tren Jalan Kaki 6-6-6 Diklaim Bermanfaat untuk Turunkan Berat Badan dan Jaga Jantung, Apa Kata Ahli?

16 Agustus 2025 By admin

Tom Cruise Tolak Penghargaan Kennedy Center 2025 dari Trump

16 Agustus 2025 By admin

Persebaya Siap Bangkit di Kandang Persita, Perez Tegaskan Semangat Juang Tanpa Henti

16 Agustus 2025 By admin

Samsung Kembangkan Metalens, Teknologi Kamera Tipis untuk Ponsel dan Headset XR

16 Agustus 2025 By admin

Liverpool Awali Musim dengan Kemenangan 4-2 atas Bournemouth

16 Agustus 2025 By admin

Liga Inggris Terapkan 12 Aturan Baru Musim 2025/26

15 Agustus 2025 By admin

Yovie Widianto: Musik adalah Berkah, Bukan Sekadar Royalti

15 Agustus 2025 By admin

Rumah Sejarah Rengasdengklok: Jejak Tekad Menuju Kemerdekaan

15 Agustus 2025 By admin

Ketua MPR: Sekolah Rakyat Wujud Pemerataan Pendidikan di Indonesia

15 Agustus 2025 By admin

Pro-Kontra Larangan Pemutaran Lagu Indonesia di Kafe & Restoran, Adakah Titik Temunya?

14 Agustus 2025 By admin

Cek Kesehatan Gratis Siswa, Pintu Masuk Efisiensi Anggaran MBG

14 Agustus 2025 By admin

Menapaki Jejak Sejarah Candi Cetho di Lereng Gunung Lawu

14 Agustus 2025 By admin

Hari Kebaya Nasional 2025, Mantan Ibu Negara Raih Penghargaan Ikon Pelestari Kebaya

14 Agustus 2025 By admin

Kemenag Dukung Percepatan Transisi Penyelenggaraan Haji ke BP Haji

14 Agustus 2025 By admin

Jalan Menuju Akrab dengan Allah

13 Agustus 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak ASN dan Warga Wujudkan Kampung Pancasila

13 Agustus 2025 By admin

Prabowo Tekankan Birokrasi yang Praktis, Terukur, dan Akuntabel

13 Agustus 2025 By admin

KPK Dalami Proses Pembuatan SK Menag Terkait Pembagian Kuota Haji 2024

13 Agustus 2025 By admin

Menkes Pastikan Program Cek Kesehatan Gratis Pelajar Jangkau Daerah Terpencil

12 Agustus 2025 By admin

Benjamin Sesko Yakin Manchester United Segera Bangkit

12 Agustus 2025 By admin

Palestina Serukan Solidaritas Global untuk Lindungi Jurnalis Gaza

12 Agustus 2025 By admin

Chelsea Bungkam AC Milan 4-1 di Laga Pramusim Stamford Bridge

11 Agustus 2025 By admin

Pentingnya Menjaga Kehormatan Diri dalam Pandangan Islam

11 Agustus 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Agustus 2025
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
« Jul    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Mengapa Jalan Kaki Sangat Baik untuk Kesehatan?
  • Israel Ragu Terima Proposal Gencatan Senjata dan Desak Pembebasan Seluruh Sandera
  • Mampukah Merdeka Dari Belenggu Rasa Manis?
  • Palestina Bentuk Komite Konstitusi Menuju Status Negara Penuh
  • Kemenkeu Bantah Isu Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.