
Surabaya (Trigger.id) – Memiliki jadwal tidur yang konsisten dan tidur yang cukup secara teratur dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, penyakit jantung koroner, dan stroke.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa tidur adalah bagian mendasar dari kesehatan, dan kurang tidur dapat membahayakan kesehatan Anda. Tidur yang terganggu akibat kerja shift dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes atau serangan jantung. Dan terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur dikaitkan dengan risiko infeksi yang lebih tinggi.
Studi terbaru yang dipublikasikan di JAMA Network Open pada bulan April juga menyimpulkan bahwa tidur yang baik berhubungan dengan kesehatan yang lebih baik. Namun yang menarik, mereka menemukan bahwa hubungan antara kualitas tidur yang baik secara konsisten dan penurunan risiko penyakit kardiovaskular adalah benar, terlepas dari risiko genetik seseorang untuk terkena penyakit tersebut.1
“Hasil kami lebih lanjut menunjukkan bahwa individu dengan kecenderungan genetik yang lebih tinggi dapat memperoleh manfaat dari pola tidur yang baik dan terus-menerus,” Xiaomin Zhang, MD, PhD, MPH, penulis studi dan profesor kesehatan kerja dan lingkungan di Universitas Sains dan Teknologi Tongji Medical College Huazhong , kepada laman Health.com.
Kebiasaan Tidur yang Baik Dapat Mengurangi Beban Beberapa Faktor Risiko Genetik
Studi baru ini didasarkan pada penelitian yang diterbitkan tahun lalu di European Heart Journal, yang menemukan bahwa orang yang menjaga pola tidur sehat selama dua hingga lima tahun mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Menyelidiki lebih lanjut temuan ini, Zhang dan rekan-rekannya mengumpulkan data tentang kebiasaan tidur lebih dari 15.300 orang di Tiongkok yang sudah pensiun. Usia rata-rata dalam kelompok ini adalah sekitar 66 tahun, dan sekitar 58% adalah perempuan. Tidak ada peserta yang menderita kanker atau penyakit kardiovaskular saat penelitian dimulai.
Peserta mengisi kuesioner dan menjalani pemeriksaan kesehatan pada awal penelitian, dan kemudian melakukan pemeriksaan lagi lima tahun kemudian.
Kuesioner tersebut meminta masyarakat untuk melaporkan kebiasaan tidur mereka, termasuk waktu tidur, durasi tidur, kualitas tidur, dan tidur siang apa pun. Dari sana, tim peneliti menggunakan data untuk menentukan apakah kebiasaan tidur seseorang selalu menguntungkan atau tidak.
“Tidur nyenyak” berarti orang-orang mengikuti empat kebiasaan: tidur 7 hingga 8 jam setiap malam, tidur antara pukul 22.00 dan 20.00. dan tengah malam, melaporkan kualitas tidur yang baik atau cukup, dan tidur siang tidak lebih dari satu jam.
Selain kuesioner tidur ini, para peneliti menggunakan genotipe untuk menilai risiko genetik peserta untuk terkena stroke dan penyakit jantung koroner.
Pada akhirnya, Zhang dan rekan-rekannya menemukan bahwa orang yang secara konsisten melaporkan kebiasaan tidur yang baik memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung koroner, penyakit kardiovaskular, dan stroke. Hal ini berlaku terlepas dari risiko genetik seseorang terhadap penyakit-penyakit ini.
—000—
Sumber: Health.com
Tinggalkan Balasan