• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Mau Dibawa ke Mana Program Makan Bergizi Gratis?

3 Oktober 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Ari Baskoro*

Sejak di bangku Sekolah Dasar, guru selalu mengajarkan pepatah lama : “berikan kailnya, jangan ikannya”. Kemampuan murid untuk mandiri nantinya, sangat diharapkan oleh pahlawan tanpa tanda jasa itu. Makan ikannya secara langsung, memang nyaman. Tidak perlu memeras  keringat untuk menikmatinya. Kini filosofi kuno tadi, tampaknya mulai “berkarat”. Harus “dipoles” dengan paradigma baru. Demi janji politik yang manis dan lebih praktis, langsung saja diberikan ikannya. Rakyat lebih senang, bukan ? 

Guru yang sangat berjasa, kini justru membutuhkan “ikan”. Tentu dalam pengertian sesungguhnya yang lebih luas. Beliau-beliau itu tidak hanya berharap pahala dari profesi mulianya. Tapi juga membutuhkan penopang keberlangsungan hidupnya dari berbagai  aspek. Bagaimana mungkin seorang guru honorer bisa hidup sejahtera dengan 300 ribu rupiah per bulan? Mereka sementara ini harus “ikhlas”. Haknya untuk hidup lebih layak, “terpaksa” harus dialihkan pada murid-muridnya,  demi menikmati makan bergizi gratis (MBG). Tidak perlu kail. Langsung diberikan “ikannya”. Gratis pula.

Bayangkan, bagaimana kesenjangan di lapangan terjadi. DPR telah mengesahkan RAPBN 2026. MBG ditempatkan sebagai salah satu prioritas terbesar. Tidak main-main, anggarannya mencapai Rp. 335 triliun. Sungguh ironis, ternyata sebanyak Rp. 223 triliun diperoleh dari mengalihkan pos pendidikan. Semula anggaran pendidikan  dipatok sebesar Rp. 769,1 triliun. Artinya, sebanyak 30 persen dikorbankan untuk program MBG.  Bisa dikatakan, pemerintah dan DPR telah melenceng dari amanat konstitusi. Anggaran pendidikan yang harusnya 20 persen dari APBN, kini “disunat” secara legal menjadi hanya 14 persen. Sekali lagi, hal itu mencerminkan pengorbanan yang luar biasa seorang guru terhadap murid-muridnya. Pengorbanan besar institusi pendidikan, khususnya guru honorer, juga tercermin dari gaji karyawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dari video media sosial yang viral, seorang pencuci ompreng MBG sangat bersyukur bisa meraup nominal sekitar tiga juta per bulan. Alhamdulillah, penulis ikut senang. Setidaknya SPPG telah berkontribusi terhadap ilusi 19 juta lapangan kerja yang dijanjikan Wapres Gibran. Namun di sisi lain, penulis berharap tidak terjadi eksodus guru honorer yang akhirnya berminat menjadi karyawan SPPG. Apa jadinya masa depan anak bangsa nantinya ?

 “Anehnya”, kini beberapa anggota DPR yang “sadar”, justru mengkritisi alur pelaksanaan MBG yang menimbulkan berbagai efek samping. Keracunan masal secara beruntun di banyak daerah, merupakan sinyal “malapraktik” dari Badan Gizi Nasional (BGN). Atau mungkin SPPG yang harus bertanggung jawab mutlak, karena tidak menjalankan prosedur standar operasional (PSO)? Pasalnya pola kerja SPPG patut dipertanyakan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 22 September 2025, hanya ada 34 SPPG yang sudah memiliki Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS). Padahal kini tercatat sudah ada sebanyak 8.583 SPPG. SLHS diterbitkan oleh Kemenkes. Pertanyaan besarnya, mampukah institusi yang belum memiliki jam terbang yang optimal itu, menjalankan amanat Presiden Prabowo ? Profesionalitasnya pun, patut dipertanyakan. Pasalnya mereka bekerja ibarat pengemudi yang tidak memiliki SIM. 

Terkait wanprestasi BGN atau SPPG, penulis sengaja menggunakan diksi malapraktik. Ungkapan itu “biasanya” disematkan pada tenaga medis, jika upaya penyembuhan yang dilakukannya menemui kendala. Bisa dianggap salah, tidak tepat, dan bahkan menyalahi kode etik atau undang-undang. 

Perhatikan suara rakyat

Media sosial benar-benar menjadi corong keresahan andalan publik. Termasuk  menumpahkan kekecewaannya pada program MBG. Meski di beberapa daerah terjadi “intimidasi” agar tidak komplain terhadap kekurangan MBG, tapi akhirnya viral juga. Banyak ujaran lucu namun mengena, diungkapkan oleh orang tua siswa. “Mereka (baca: penerima manfaat) yang makan, tapi kita yang waswas”. Fenomena kritis itu mencerminkan,  betapa tingkat kepercayaan rakyat terhadap MBG semakin memudar. Ekspresi kecemasan seorang ibu, juga tampak dari demonstrasi yang natural. Aksi Suara Ibu Indonesia di Yogyakarta, sangat menarik perhatian warga. Tuntutan mereka orasikan,  sambil diiringi “musik dapur”. Personifikasi pukulan panci, sotil, dan wajan, mencerminkan hilangnya batas kesabaran para ibu. Mereka tidak anarkis. Maklum, mereka adalah kumpulan akademisi, pegiat sosial, seniman, dan aktivis masyarakat lainnya.  Pesannya cukup singkat. Hentikan program prioritas MBG yang sentralistik dan militeristik!  

Evaluasi

Jangan hanya bangga dengan persoalan kuantitas. Berdasarkan klaim BGN, MBG sudah melayani lebih dari 20 juta penerima manfaat. Secara perhitungan statistik, angka keracunan yang melibatkan 5.914 penerima manfaat memang “kecil”. Dipandang dari sisi kebijakan publik, program MBG memang mulia. Tetapi jika satu masalah saja menimbulkan  unintended consequences, berisiko memantik trauma dan kekecewaan publik. Pada gilirannya berpotensi menimbulkan unanticipated consequences. Keraguan, bahkan kemarahan warga terhadap kebijakan publik yang diterapkan pemerintah, mestinya bisa diprediksi. Tapi bisa jadi hal itu memang “diabaikan”. Tekanan politis, konservatisme, dan karena memang karakter “keras kepala” pengambil kebijakan, menjadi latar belakangnya. Pendapat Robert K Merton (RKM) tadi, disokong oleh Frank de Zwart (FDZ).  RKM adalah seorang sosiolog yang terkenal dengan teorinya “keseimbangan bersih”. Sedangkan FDZ merupakan ahli politik komparatif dan analisis kebijakan, dari Universitas Amsterdam dan Leiden. 

Pembuat kebijakan dianggap memiliki kapasitas untuk melakukan kalkulasi. Karena itu mestinya bisa mengantisipasi berbagai konsekuensi dari keputusan politik yang diambilnya, baik positif maupun negatif. 

Kini jelas, bahwa klaim MBG mencapai keberhasilan hingga 99,99 persen patut dipertanyakan. Apalagi dikatakan kalau banyak negara lain yang ingin mempelajari MBG di Indonesia. Kita sebaiknya tidak mereduksi angka-angka keracunan MBG yang “dianggap kecil”, demi mengamankan legitimasi politik. Meski belum ada yang tewas akibat keracunan MBG, risiko trauma kejiwaan dan kesehatan anak layak dinomor satukan. Ada dimensi hak asasi manusia (HAM), moral, dan hukum yang harus dipertanggungjawabkan kelak. 

Kita berharap angin segar mewarnai pelaksanaan MBG yang akuntabel, dengan mengutamakan kualitas dibanding kuantitas. Semoga harapan tersebut dapat terwujud.  

—–o—–

*Penulis :

  • Pengajar senior di :
    • Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam             FK Unair/RSUD Dr. Soetomo – Surabaya
    • Magister Ilmu Kesehatan Olahraga (IKESOR) Unair
  • Penulis buku :
    • Serial Kajian COVID-19 (tiga seri) 
    • Serba-serbi Obrolan Medis
    • Catatan Harian Seorang Dokter
    • Sisi Jurnalisme Seorang Dokter (dua seri)
Share This :

Ditempatkan di bawah: Kesehatan, update, wawasan Ditag dengan:Ari Baskoro, Mau Dibawa ke Mana, MBG, Program Makan Bergizi Gratis

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

BSya by BCA Syariah Permudah Pengelolaan Keuangan di SMA Al Berr Pandaan

30 September 2025 By admin

BSya Hadir, Senyum Mengembang di SMA Al Berr

30 September 2025 By admin

Dukung Program Presiden Prabowo, Pemkot Surabaya Bentuk Satgas Makanan Bergizi Gratis

30 September 2025 By admin

Xabi Alonso Minta Real Madrid Lupakan Derbi, Fokus Hadapi Liga Champions

30 September 2025 By admin

2026, Pemkot Surabaya Anggarkan Rp192,8 Miliar untuk Beasiswa 24.000 Mahasiswa

30 September 2025 By admin

Federasi Sepak Bola Norwegia Desak UEFA Skors Israel dari Kompetisi Eropa

30 September 2025 By admin

Prabowo: Program MBG Dorong Terciptanya 1,5 Juta Lapangan Kerja Baru Awal 2026

30 September 2025 By admin

BSya by BCA Syariah: Inovasi Tiada Henti Menemani Langkah Penuh Berkah

29 September 2025 By admin

AC Milan Hentikan Tren Positif Napoli, Menang 2-1 Meski Bermain dengan 10 Pemain

29 September 2025 By admin

Arab Saudi Umumkan 27 Pemain untuk Hadapi Indonesia dan Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026

29 September 2025 By admin

Prabowo Gelar Rapat Evaluasi Program MBG, Pastikan Tepat Sasaran

29 September 2025 By admin

Selena Gomez Resmi Menikah dengan Benny Blanco di Santa Barbara

28 September 2025 By admin

Pelataran Jam Gadang Jadi Panggung Api: Debus dan Tari Piring Menyulut Malam Bukittinggi

28 September 2025 By admin

Muhaimin: MBG Bukan Sekadar Makan Gratis, tapi Investasi Gizi Masa Depan Bangsa

28 September 2025 By admin

Esposito Cetak Gol Perdana, Inter Jinakkan Cagliari 2-0 di Unipol Domus

28 September 2025 By admin

Barcelona Kehilangan Raphinha dan Kiper Joan García Akibat Cedera

27 September 2025 By admin

Kementerian BUMN Berubah Jadi Badan Pengaturan BUMN

27 September 2025 By admin

Sepertiga Anak di Gaza Sehari Penuh Tanpa Makanan, UNRWA Desak Gencatan Senjata

27 September 2025 By admin

Narkoba Terdeteksi dalam Vape, Guru Besar UGM Desak Pemerintah Perketat Pengawasan

26 September 2025 By admin

UEFA Akan Voting Larangan Israel dari Kompetisi Eropa, Meski AS Lakukan Tekanan

26 September 2025 By admin

Pemkot Surabaya Hapus Anggaran Perjalanan Dinas Luar Negeri

26 September 2025 By admin

KPK Telusuri Waktu Pertemuan Eks Bendum Amphuri dengan Eks Menag Yaqut

26 September 2025 By admin

Alarm Mencemaskan Program MBG

26 September 2025 By admin

Wali Kota Eri Cahyadi Perketat Aturan Kos-kosan di Surabaya, Fokus pada Izin dan Keamanan Warga

25 September 2025 By admin

Rektor Unesa Sambut Baik Penyempurnaan Regulasi Kepemudaan dan Keolahragaan

25 September 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Kenapa Puasa Sunnah di Hari Jumat Makruh?
  • Mau Dibawa ke Mana Program Makan Bergizi Gratis?
  • Janet Jackson dan Paris Jackson Reuni dan Tampil Bersama di Paris Fashion Week
  • 4 Kebiasaan di Dapur yang Dapat Membuat Anda Sakit
  • Goncalo Ramos Antar PSG Tumbangkan Barcelona 2-1 di Liga Champions

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.