
Sumenep (Trigger.id) – Begitu memasuki Desa Aeng Tongtong mata langsung tertuju pada kesibukan warga mengerjakan dengan berbagai jumlah luk (lekukan) dan model.
Desa Aeng Tong-tong adalah desa yang menjadi rumah bagi 640 Mpu—sebutan bagi perajin keris—di Sumenep. Kualitas mereka bahkan sudah diakui dunia.
“Sejak 2014, Sumenep telah mengukuhkan dirinya menjadi Kota Keris. Bahkan UNESCO telah juga menetapkan Kabupaten Sumenep sebagai daerah perajin keris terbanyak di dunia, dan sebagian besarnya ada di Desa Aeng Tong-Tong,” ujar Bupati Sumenep periode 2016 – 2021, Abuya Busyro Karim.
Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep adalah satu-satunya desa di Sumenep bahkan di Indonesia yang hampir 100 persen warganya adalah perajin keris.
Keahlian membuat keris diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang mereka. Konon, kebutuhan persenjataan Kerajaan Sumenep memang diproduksi di desa ini.
Menurut Mpu Sanamo, salah seorang perajin keris di desa tersebut, mereka mempunyai rumah asli peninggalan nenek moyang yang masih dipelihara keasliannya sampai saat ini. Di dalamnya ada sebuah pusaka yang diikat di sebuah tiang rumah, dan tidak pernah dipindahkan sampai sekarang.

Senada dengan mantan Bupati Sumenep Abuya Busyro Karim, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa lewat akun Instagramnya @khofifah.ip menceritakan, Tahun 2014 lalu, Kabupaten Sumenep – Madura dinobatkan UNESCO sebagai kota dengan Mpu keris terbanyak di dunia, yakni sebanyak 640 Mpu keris. Sekitar 495 Mpu diantaranya ada di Desa Aeng Tong Tong. Itulah sebabnya desa ini menjadi desa wisata keris.
Saat ini, Desa Aeng Tong-Tong masuk dalam 50 nominasi anugerah desa wisata Indonesia (ADWI) Kemenparekraf yang akan diumumkan pada bulan Desember 2022 mendatang. Mohon dukungan dan do’a semoga bisa menjadi juara. (ian)
Tinggalkan Balasan