
Surabaya (Trigger.id) – Menjaga kebersihan mulut bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan gigi dan gusi, tetapi juga dapat berdampak positif pada kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kini, penelitian awal menunjukkan bahwa satu kebiasaan sederhana, flossing atau membersihkan gigi dengan benang, dapat membantu mengurangi risiko stroke, bahkan jika dilakukan hanya sekali dalam seminggu.
Di Amerika Serikat, lebih dari 795.000 orang mengalami stroke setiap tahunnya. Stroke dapat terjadi akibat penyumbatan aliran darah ke otak oleh gumpalan darah atau akibat pecahnya pembuluh darah secara tiba-tiba.
Sebuah studi baru yang akan dipresentasikan dalam International Stroke Conference 2025 oleh American Stroke Association menemukan bahwa flossing dapat mencegah pembentukan gumpalan darah yang berisiko menyebabkan stroke. Menurut Dr. William Shutze, seorang ahli bedah vaskular dan sekretaris Society for Vascular Surgery, flossing adalah “kebiasaan yang terjangkau dan mudah” untuk menurunkan risiko komplikasi seperti stroke.
Hubungan Flossing dan Risiko Stroke
Para peneliti dalam studi ini ingin mengeksplorasi hubungan antara kebiasaan kebersihan mulut—termasuk flossing, menyikat gigi, dan kunjungan ke dokter gigi—dengan risiko stroke. Hal ini berangkat dari fakta bahwa infeksi pada mulut merupakan masalah yang sangat umum di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa sekitar 3,5 miliar orang mengalami penyakit pada rongga mulut.
Dalam penelitian ini, data lebih dari 6.000 peserta dari studi Atherosclerosis Risk in Communities dianalisis. Para peserta melaporkan frekuensi penggunaan benang gigi, kebiasaan menyikat gigi, tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, kebiasaan merokok, indeks massa tubuh (BMI), tingkat pendidikan, serta frekuensi kunjungan ke dokter gigi.
Setelah dilakukan pemantauan selama 25 tahun, ditemukan bahwa 434 peserta mengalami stroke. Dari jumlah tersebut, 147 kasus disebabkan oleh penyumbatan pada arteri besar otak, 97 kasus terjadi akibat gumpalan darah yang terbentuk di jantung, dan 95 kasus akibat penyumbatan di pembuluh darah kecil otak. Selain itu, sebanyak 1.291 peserta mengalami atrial fibrilasi (AFib), yaitu gangguan irama jantung yang dapat mengganggu aliran darah normal.
Hasil analisis menunjukkan bahwa flossing dikaitkan dengan penurunan risiko AFib sebesar 12%. Selain itu, flossing juga berhubungan dengan penurunan risiko stroke iskemik sebesar 22% dan stroke kardioembolik sebesar 44%. Menariknya, hubungan ini tetap berlaku meskipun peserta rutin menyikat gigi dan melakukan kunjungan ke dokter gigi.
Penelitian ini menegaskan bahwa kebiasaan sederhana seperti flossing tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan gigi dan gusi tetapi juga berpotensi melindungi kesehatan jantung dan otak. Meskipun studi ini masih bersifat awal dan belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang ditinjau sejawat, hasilnya memberikan wawasan baru tentang pentingnya menjaga kebersihan mulut secara menyeluruh.
Bagi masyarakat, temuan ini dapat menjadi motivasi untuk mulai membiasakan flossing sebagai bagian dari rutinitas kebersihan mulut, tidak hanya demi kesehatan gigi tetapi juga untuk mencegah risiko penyakit serius seperti stroke. (ian)
Tinggalkan Balasan