Merasa dapat berdialog dengan Allah adalah pengalaman spiritual yang bisa terjadi dalam berbagai momen ibadah. Beberapa situasi utama di mana orang merasa lebih dekat dan bisa berdialog dengan Allah antara lain:
Pertama, saat shalat. Ini adalah momen utama untuk berkomunikasi dengan Allah. Ketika seseorang melaksanakan shalat dengan khusyu’, mereka merasa lebih dekat dengan Allah. Dalam shalat, terdapat doa dan dzikir yang membuat hati lebih tenang dan terbuka untuk berkomunikasi dengan-Nya.
Kedua, saat wirid dan dzikir. Melakukan wirid dan dzikir setelah shalat atau pada waktu-waktu tertentu juga bisa memberikan perasaan dekat dengan Allah. Mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya dan memuji-Nya membantu seseorang merasa lebih dekat dan terdorong untuk berdialog dengan-Nya.
Ketiga, saat doa. Doa adalah bentuk komunikasi langsung dengan Allah. Ketika seseorang berdoa dengan penuh keikhlasan dan harapan, mereka merasa dapat menyampaikan segala keinginan, keluhan, dan rasa syukur mereka kepada Allah. Doa adalah momen pribadi yang memungkinkan seseorang merasa lebih intim dan terbuka dengan-Nya.
Keempat, saat tafakur atau merenung. Merenungkan kebesaran Allah dan ciptaan-Nya juga bisa membuat seseorang merasa lebih dekat dengan-Nya. Dalam tafakur, seseorang mengarahkan hati dan pikiran mereka kepada Allah, mengakui kebesaran-Nya, dan merasakan kehadiran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap individu mungkin merasakan kedekatan dengan Allah dalam momen yang berbeda-beda. Yang terpenting adalah keikhlasan hati dan niat yang tulus dalam setiap ibadah dan usaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Untuk lebih dekat dengan Allah, banyak dalil dari Al-Qur’an dan Hadis yang dapat menjadi panduan. Berikut beberapa dalil yang relevan:
Dari Al-Qur’an:
- Shalat dan Dzikir:
- “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaha: 14)
- “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang; dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf: 205)
- Mendekatkan Diri Melalui Amal Kebaikan:
- “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, kelak Allah Yang Maha Pengasih akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam: 96)
- “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Ma’idah: 35)
- Berdoa dan Berharap Hanya Kepada Allah:
- “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Dari Hadis:
- Shalat Sebagai Komunikasi:
- Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada seorang hamba dari amalannya di hari kiamat adalah shalatnya. Jika baik shalatnya, maka dia akan beruntung dan selamat. Jika buruk shalatnya, maka dia akan merugi.” (HR. Tirmidzi, no. 413; An-Nasa’i, no. 466; dan Abu Dawud, no. 864)
- Keutamaan Dzikir:
- Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berdzikir kepada Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Bukhari, no. 6407)
- Mengikuti Sunnah Rasulullah:
- Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang menghidupkan sunnahku maka dia mencintaiku. Dan barang siapa mencintaiku, maka dia bersamaku di dalam surga.” (HR. Tirmidzi, no. 2678)
Praktik yang Dapat Dilakukan:
- Melaksanakan Shalat dengan Khusyu’: Meningkatkan kualitas shalat dengan memahami makna bacaan dan berusaha khusyu’ dalam setiap gerakan.
- Membiasakan Dzikir dan Wirid: Mengingat Allah di setiap waktu, baik pagi, sore, maupun malam.
- Berdoa dengan Keikhlasan: Berdoa dengan tulus dan penuh harap kepada Allah, meyakini bahwa Allah selalu mendengar dan mengabulkan doa.
- Memperbanyak Amal Kebaikan: Melakukan berbagai amal saleh, membantu sesama, bersedekah, dan menjaga hubungan baik dengan orang lain.
- Mendekatkan Diri Melalui Ilmu: Mempelajari dan memahami ajaran Islam, baik dari Al-Qur’an maupun Hadis, serta mengikuti sunnah Rasulullah.
Dengan mengikuti dalil-dalil dan praktik tersebut, seorang Muslim dapat lebih dekat dengan Allah dan merasakan kehadiran-Nya dalam kehidupan sehari-hari. (kai)
—000—
*Penulis adalah akademisi Ubaya, tinggal di Surabaya
Tinggalkan Balasan