
Surabaya (Trigger.id) – Belakangan ini, istilah “biomarker” menjadi topik yang banyak dibicarakan. Biomarker merupakan indikator kesehatan tubuh yang bisa diukur untuk mengetahui kondisi fisik seseorang. Meskipun sebagian besar pengukuran biomarker memerlukan pemeriksaan medis seperti tes darah atau feses, ada beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan sendiri di rumah.
Dr. Liza Osagie-Clouard, pendiri Solice Health, menjelaskan bahwa biomarker adalah “ukuran dari apa yang terjadi di dalam tubuh,” dan dapat diibaratkan sebagai “dasbor pribadi kesehatan kita.” Dengan memahami indikator kesehatan ini, kita bisa melakukan pemantauan rutin dan menerapkan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.
Berikut lima biomarker utama yang dapat Anda ukur sendiri di rumah:
1. Mengukur Rasio Pinggang ke Pinggul
Salah satu cara termudah dan murah untuk menilai kesehatan adalah dengan mengukur rasio lingkar pinggang terhadap pinggul. Penelitian menunjukkan bahwa memiliki pinggul yang lebih besar dibandingkan pinggang dapat mengurangi risiko kematian. Studi terbaru pada tahun 2025 bahkan mengaitkan rasio pinggang ke pinggul yang lebih rendah dengan peningkatan kesehatan otak dan kognitif pada usia lanjut.
Dr. Mariel Silva, Direktur Layanan Medis dan spesialis penuaan sehat di SHA Spain, menekankan bahwa rasio ini penting untuk menilai distribusi lemak dalam tubuh, terutama lemak visceral, yang erat kaitannya dengan risiko penyakit metabolik.
2. Memantau Kualitas Tidur
Kualitas tidur yang baik merupakan tanda kesehatan yang optimal. Anda dapat menilai kualitas tidur dengan mencatat durasi tidur, seberapa sering terbangun di malam hari, dan apakah merasa segar saat bangun tidur. Aplikasi pelacak tidur atau jurnal harian bisa membantu dalam pemantauan ini.
3. Mengukur Tingkat Hidrasi
Menjaga tubuh tetap terhidrasi sangat penting bagi kesehatan. Salah satu cara mudah untuk memeriksanya adalah dengan memperhatikan warna urine. Urine yang berwarna kuning muda menandakan hidrasi yang baik, sementara warna yang lebih gelap bisa menjadi indikasi kekurangan cairan.
4. Menilai Tingkat Stres dengan Pemantauan Detak Jantung
Detak jantung saat istirahat dan variabilitas detak jantung (HRV) bisa menjadi indikator tingkat stres dan kesehatan kardiovaskular. Anda bisa mengukurnya menggunakan perangkat pemantau detak jantung atau secara manual dengan menghitung denyut nadi per menit.
5. Mengevaluasi Kesehatan Kulit
Kulit yang sehat mencerminkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Memeriksa elastisitas kulit, kelembapan, dan tanda-tanda penuaan dini dapat membantu mengetahui status hidrasi serta kecukupan nutrisi dalam tubuh.
Dengan melakukan pengukuran biomarker ini secara rutin, idealnya setiap satu hingga dua bulan, Anda bisa mendapatkan gambaran lebih jelas tentang kondisi kesehatan dan melakukan penyesuaian gaya hidup yang lebih baik. Kesehatan adalah investasi jangka panjang, jadi mulai kenali biomarker Anda dari sekarang!. (ian)
Sumber: standard.co.uk
Tinggalkan Balasan