Surabaya (Trigger.Id)– Keanekaragaman suku di Indonesia menjadi potensi untuk mengembangkan industri kecantikan yang mewakili seluruh jenis warna kulit di dunia. Keanekaragaman suku di Indonesia memiliki karakteristik fisik yang berbeda.
“Jadi saya rasa sebetulnya Indonesia ini punya potensi untuk jadi center of beauty yang merepresentasi seluruh warna yang ada di dunia,” kata Ketua Dekranasda Jatim Arumi usai menjadi pembicara Surabaya X Beauty di Surabaya, Jumat (25/3/2022).
Menurutnya, cara mengembangkan industri kecantikan adalah dengan bersama-sama membangun sinergi, dan berkolaborasi. Karena menurutnya potensinya telah ada tinggal bagaimana caranya membuat potensi tersebut menjadi modal untuk berkembang dan dikenal lebih luas oleh dunia.
“Kalau kita mau kerja sama-sama kita itu punya potensi itu, dan harapannya itu bisa jadi goal kita untuk industri kecantikan di Indonesia,” jelas Istri Wagub Jatim.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa perbedaan warna kulit yang ada bukan untuk saling merendahkan, tetapi menjadi potensi yang dapat mengantarkan untuk menjadi lebih kuat. Ia mengatakan dengan perbedaan warna dan jenis kulit harusnya mampu membuat industri kecantikan di Indonesia lebih tertantang untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
“Suku di Indonesia itu melahirkan warna kulit yang sebetulnya bervariasi, Sunda identik putih-putih, Palembang juga identik dengan putih-putih agak oriental juga, lalu Jawa lebih ke sawo matang, dan mungkin teman-teman kita yang ada di Papua atau Maluku juga lebih deep warnanya,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama Arumi juga berharap acara tersebut dapat menjadi inspirasi bagi UMKM Jatim, khususnya yang bergerak di bidang industri kecantikan. Ia menambahkan bahwa untuk menjadi UMKM yang besar perlu proses yang panjang dan harus mampu melewati berbagai standar yang ditentukan.
“Salah satu adalah bisa menginspirasi UMKM kita, sebetulnya banyak yang bergerak di bidang beauty juga tapi tentu harus ada level standard atau kurasi yang memang harus dilakukan dulu sampai bisa langsung jual atau open market seperti ini,” ucapnya.
“Setiap brand itu kan harus melalui prosesnya, proses standarisasi, proses BPOM dan sebagainya karena skin care dan beauty itu kan langsung kena ke tubuh ya ke kulit jadi ya memang harus lebih ketat, dibandingkan dengan produk lainnya,” imbuhnya.(zam)
Tinggalkan Balasan