
Wakil Ketua Umum PB IPSI, Muchamad Nabil Haroen
Surabaya (Trigger.id) – Musyawarah Provinsi XV (Musprov XV) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Timur yang digelar di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jawa Timur Sabtu (5/10) menjadi salah satu momentum penting dalam perkembangan pencak silat di Jawa Timur.
Turut hadir dalam Musprov XV ini antara lain Ketua Umum KONI Jawa Timur, Muhammad Nabil Husin, Ketua Umum IPSI Jawa Timur, Supratomo, perwakilan Pj. Gubernur Jawa Timur, Jaenal, Perwakilan Polda Jawa Timur, Kompol Wahyu Norman, serta perwakilan Kodam V Brawijaya, Letkol Adi Saputra.
Tak ketinggalan, pimpinan perguruan pencak silat dari berbagai daerah di Jawa Timur serta utusan dari Pengkab/Pengkot IPSI turut meramaikan acara ini, dengan harapan besar untuk merumuskan langkah- strategis bagi pencak silat di masa depan.
Wakil Ketua Umum PB IPSI, Muchamad Nabil Haroen alias Gus Nabil menekankan pencak silat bukan hanya sekadar olahraga bela diri, tetapi juga lambang dari persatuan dan warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya.
Jawa Timur adalah tanah para pahlawan. Dari zaman Majapahit, perjuangan Pangeran Diponegoro, hingga momen bersejarah 10 November di Surabaya, tanah ini melahirkan pejuang tangguh yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
“Begitu pula pencak silat harus menjadi alat untuk memperjuangkan persatuan, kebersamaan, dan perdamaian. Tidak boleh ada perpecahan di antara kita,” tegas Gus Nabil
Mengacu pada situasi terkini, Gus Nabil menekankan pencak silat di Jawa Timur harus menjadi contoh dalam menjaga kerukunan antarperguruan.
“Beda bendera perguruan, tapi satu bendera pencak silat Indonesia. Musuh kita bukan sesama perguruan, tapi ketidaktahuan, kemunduran, dan perpecahan. Mari kita tunjukkan pencak silat Jawa Timur adalah yang terbaik dalam menjaga persatuan, karena itu adalah kekuatan terbesar kita,” ujarnya.
Poin penting lainnya mengenai pentingnya transformasi digital dalam memajukan pencak silat. Di era modern ini, digitalisasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal promosi dan pengelolaan organisasi pencak silat.
“Kita harus bergerak cepat dalam menyesuaikan diri dengan era digital. Ini bukan pilihan, tetapi kebutuhan. Pencak silat harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, termasuk dalam hal promosi melalui platform digital. Dengan digitalisasi, kita bisa memperluas jaringan internasional, meningkatkan eksposur pencak silat, dan menarik minat generasi muda,” ujar Gus Nabil. (kai)
Tinggalkan Balasan