
Surabaya (Trigger.id) – Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nutrients pada akhir Mei 2025 menemukan bahwa diet keto dan diet Mediterania efektif membantu menurunkan berat badan dan tekanan darah pada individu yang mengalami kelebihan berat badan dan tekanan darah tinggi.
Penelitian ini dilakukan terhadap 26 partisipan yang tergolong kelebihan berat badan atau obesitas dan memiliki tekanan darah sedikit tinggi hingga hipertensi. Sebanyak 15 orang menjalani pola makan keto, sedangkan 11 lainnya mengikuti pola makan Mediterania. Kedua kelompok juga menerapkan pembatasan kalori hingga sekitar 1.300 kalori per hari.
Hasilnya, setelah tiga bulan, kedua kelompok menunjukkan penurunan berat badan, tekanan darah, lingkar pinggang, indeks massa tubuh (BMI), dan massa lemak tubuh. Meski hasilnya serupa, terdapat perbedaan mencolok pada penurunan tekanan darah saat tidur (nocturnal dipping), di mana kelompok diet keto mengalami penurunan yang lebih besar, yang dianggap baik untuk kesehatan jantung.
Namun, para peneliti mencatat bahwa studi ini memiliki keterbatasan, seperti jumlah peserta yang kecil, durasi yang singkat, serta metode penempatan diet berdasarkan preferensi peserta, bukan pembagian acak (randomized).
Perbedaan dan Manfaat Masing-Masing Diet
Diet keto merupakan pola makan tinggi lemak dan protein serta rendah karbohidrat yang bertujuan menginduksi ketosis, yaitu kondisi tubuh membakar lemak sebagai sumber energi utama. Sementara itu, diet Mediterania kaya akan karbohidrat sehat seperti biji-bijian utuh, buah, dan sayuran, serta rendah natrium.
Meski berbeda pendekatan, kedua diet tersebut sama-sama menurunkan berat badan. Menurut Sue-Ellen Anderson-Haynes, pakar nutrisi dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, diet keto bekerja karena mengurangi konsumsi satu makronutrien besar (karbohidrat), sedangkan diet Mediterania menurunkan berat badan karena mengurangi lemak jenuh dan menambah asupan makanan bernutrisi tinggi.
Selain karena pembatasan kalori, penurunan berat badan juga kemungkinan besar menjadi faktor utama penurunan tekanan darah. “Studi menunjukkan hubungan langsung antara penurunan berat badan dan tekanan darah,” ujar Anderson-Haynes.
Mana yang Lebih Baik?
Meskipun keduanya efektif, para ahli cenderung merekomendasikan diet Mediterania karena lebih mudah dipertahankan dalam jangka panjang dan tidak terlalu membatasi kelompok makanan tertentu. Laura Acosta, profesor nutrisi dari University of Florida, menjelaskan bahwa diet keto dapat menghasilkan penurunan berat badan yang cepat, namun efek sampingnya dan tingkat keterbatasannya membuat diet ini sulit dijalani secara konsisten.
Beberapa risiko dari diet keto antara lain:
- Meningkatkan kadar kolesterol
- Masalah pencernaan seperti sembelit atau diare
- Gangguan kognitif seperti brain fog
- Efek samping awal seperti “keto flu”
- Bau mulut khas akibat ketosis
Sementara diet Mediterania juga memiliki potensi risiko, seperti rendahnya asupan zat besi atau konsumsi anggur merah berlebihan, para ahli menilai diet ini jauh lebih seimbang. Lisa Moskovitz, CEO NY Nutrition Group, menilai keunggulan utama diet Mediterania adalah fleksibilitasnya. “Tidak ada makanan yang benar-benar dilarang, hanya diprioritaskan sesuai manfaat kesehatannya,” ujarnya.
Berbagai studi telah menunjukkan bahwa diet Mediterania mampu mengurangi peradangan, menjaga kesehatan jantung, mencegah diabetes, menurunkan risiko kanker, serta meningkatkan fungsi otak.
Acosta menyimpulkan, “Keduanya bisa membantu, namun kekuatan dan keberlanjutan diet Mediterania lebih unggul.”. (bin)
Sumber: Health
Tinggalkan Balasan