
Batu (Trigger.id) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya Enam Pilar Transformasi Kesehatan untuk mewujudkan sistem kesehatan yang lebih kuat dan berkualitas.
Enam Pilar Transformasi Kesehatan tersebut yakni Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, serta Teknologi Kesehatan.
“Enam pilar transformasi kesehatan ini menjadi bagian yang secara programatik ada di dalam setiap institusi pemerintah daerah dan institusi pelayanan kesehatan. Sebagai penopang sistem kesehatan ini harus kita bangun bersama dengan serius dan terus menerus,” katanya usai menghadiri Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 Tahun 2023 di Kota Batu, Kamis (16/11).
“Enam Pilar ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan kesehatan dengan lebih cepat. Yang mana, ini juga selaras dengan tema HKN ke-59 yakni ‘Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju’,” imbuhnya.
Secara khusus, Khofifah mengatakan, pilar ketiga transformasi kesehatan yakni transformasi sistem ketahanan kesehatan. Pilar ini memegang peran untuk mempertahankan sistem kesehatan yang baik di tengah ancaman kesehatan global.Implementasi dari transformasi sistem ketahanan kesehatan ini antara lain mencakup produksi hingga distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan (alkes). Sehingga dapat diproduksi di dalam negeri atau memiliki prosentasenya Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang memenuhi syarat.
“Bagaimana kita menyiapkan Alkes dengan TKDN yang lebih besar persentasenya. Namun yang tidak kalah penting ketika misalnya ada alkes yang sudah mencapai 40% TKDN-nya, yang menggunakan alkes harus cukup percaya diri menggunakan alkes itu. Begitu pula untuk industri farmasi,” katanya.
Hal ini, terang Khofifah, juga menjadi penguat untuk pilar kelima transformasi di bidang kesehatan yaitu SDM kesehatan. Dimana, SDM kesehatan ini tidak hanya nakes tapi juga para ahli yang _expert_ dalam memproduksi alkes maupun sediaan farmasinya. Termasuk kolaborasi dengan perguruan tinggi yang punya _basic_ teknologi dan jaringan cukup kuat dalam dan luar negeri.
“Dibutuhkan komitmen kuat tidak hanya dari pemerintah, namun juga dari pelaku pelaku industri. Harapannya semua pihak dapat membantu mewujudkan transformasi kesehatan untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia,” terangnya. (ged/zam)
Tinggalkan Balasan