
Surabaya (Trigger.id) – Seiring meningkatnya ketersediaan obat penurun berat badan yang aman dan efektif, pertanyaan pun muncul: mana yang paling manjur? Jawaban mulai terlihat dari hasil studi terbaru yang membandingkan dua obat terkenal—Zepbound dan Wegovy—secara langsung.
Penelitian berjudul SURMOUNT-5 menunjukkan bahwa Zepbound (dengan zat aktif tirzepatide) lebih efektif dibandingkan Wegovy (dengan zat aktif semaglutide) dalam membantu penurunan berat badan dan lingkar pinggang pada orang dewasa yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Temuan ini pertama kali dipresentasikan pada Desember 2024 dan telah dipublikasikan secara resmi di New England Journal of Medicine pada 11 Mei 2025.
Hasil Studi SURMOUNT-5: Zepbound Unggul Secara Signifikan
Penelitian ini melibatkan 751 orang dewasa yang mengalami obesitas namun tidak menderita diabetes, meskipun sebagian besar memiliki kondisi medis lain seperti tekanan darah tinggi, gangguan tidur (sleep apnea), penyakit jantung, atau kadar kolesterol tinggi.
Selama 18 bulan, peserta dibagi secara acak untuk menerima Zepbound atau Wegovy. Hasilnya:
- Penurunan berat badan lebih besar dengan Zepbound: Rata-rata peserta yang mengonsumsi Zepbound kehilangan 20,2% dari berat badannya, atau sekitar 22,7 kg. Sementara itu, mereka yang menggunakan Wegovy kehilangan sekitar 13,7%, atau sekitar 15 kg.
- Penurunan lingkar pinggang juga lebih besar pada kelompok Zepbound: Rata-rata pengurangan lingkar pinggang sebesar 18,4 cm dibandingkan dengan 13 cm pada kelompok Wegovy.
- Efek samping gastrointestinal terjadi pada kedua kelompok, namun lebih banyak peserta Wegovy (5,6%) yang menghentikan penggunaan obat akibat efek samping dibandingkan dengan pengguna Zepbound (2,7%).
Mengapa Zepbound Lebih Efektif?
Efektivitas Zepbound dapat dikaitkan dengan beberapa faktor:
- Dosis yang Lebih Tinggi: Dalam studi ini, Zepbound diberikan dalam dosis 10 hingga 15 mg, sementara Wegovy maksimal hanya 1,7 hingga 2,4 mg.
- Mekanisme Ganda: Zepbound bekerja bukan hanya sebagai agonis GLP-1 (seperti Wegovy), tapi juga sebagai agonis GIP (Gastric Inhibitory Polypeptide), yang dipercaya memberikan efek tambahan dalam pengendalian gula darah dan penurunan berat badan.
Meskipun demikian, produsen Wegovy, Novo Nordisk, berencana merilis data penggunaan dosis Wegovy yang lebih tinggi (hingga 7,2 mg) untuk mengejar efektivitas yang lebih sebanding dengan Zepbound.
Apakah Hasil Ini Relevan untuk Pengguna Umum?
Menurut para ahli, hasil studi ini sangat mungkin mencerminkan kenyataan di lapangan karena peserta mencerminkan populasi umum. Meski begitu, terdapat beberapa keterbatasan studi, seperti ukuran sampel yang lebih kecil dibandingkan uji coba sebelumnya dan fakta bahwa studi ini tidak dilakukan secara buta (non-blinded), sehingga potensi bias tidak dapat diabaikan.
Mana yang Sebaiknya Dipilih?
Menurut para dokter, tirzepatide (Zepbound) sering menjadi pilihan pertama karena dinilai lebih efektif dan lebih mudah ditoleransi oleh pasien. Namun, pemilihan obat tidak semata-mata berdasarkan efektivitas. Faktor lain yang harus diperhitungkan antara lain:
- Riwayat penyakit penyerta pasien
- Respons terhadap efek samping
- Cakupan asuransi
- Tujuan pengobatan jangka panjang
Sebagai contoh, Wegovy telah disetujui oleh FDA untuk pencegahan sekunder penyakit kardiovaskular, menjadikannya pilihan utama bagi pasien dengan riwayat serangan jantung atau stroke. Di sisi lain, Zepbound telah mendapatkan persetujuan untuk pengobatan sleep apnea.
Kesimpulan
Zepbound terbukti lebih efektif daripada Wegovy dalam menurunkan berat badan dan lingkar pinggang. Namun, kedua obat ini tetap menjadi pilihan yang aman dan sangat membantu bagi pasien yang berjuang dengan obesitas. Efek positif dari pengobatan ini tidak hanya berdampak pada berat badan, tapi juga kualitas hidup secara keseluruhan—pasien merasa lebih sehat, lebih percaya diri, dan memiliki parameter kesehatan yang lebih baik.
Namun penting diingat bahwa obat-obatan ini bukan solusi instan. Perubahan pola makan dan aktivitas fisik tetap diperlukan. Selain itu, tidak semua pasien cocok menggunakan GLP-1 agonis—sekitar 1 dari 20 orang mengalami efek samping yang cukup mengganggu.
Konsultasi dengan dokter tetap menjadi kunci dalam menentukan pilihan terbaik yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing individu. (bin)
Sumber: Health
Tinggalkan Balasan